KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun Laporan ini yang merupakan hasil kegiatan fieldtrip di Desa Tongko
Kec. Baroko Kab. Enrekang, untuk mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan sebagai
tugas tambahan dan merupakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam
menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah tersebut.
Adapun permasalahan yang
akan kami angkat pada kesempatan kali ini adalah Teknik Budidaya Tanaman Kopi
Arabika ( Coffea arabica ) di
Desa Tongko Kec. Baroko Kab. Enrekang . Sebagai bahan referensi kami
untuk menyelesaikan Laporan Fieldrip Budidaya Tanaman Tahunan.
Ucapan terimakasih juga kami
hanturkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian laporan
ini. Dan kami sadar bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik
dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan pertanian di Indonesia dan menjadi bahan
referensi bagi pembacanya.
DAFTAR ISI
DAFTAR NAMA – NAMA ANGGOTA KELOMPOK
NON-REGULER ............ ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………. iv
BAB. I.
PENDAHULUAN …………………………………………… 1
I. 1.
Latar belakang ……………………………………….. 1
I. 2. Rumusan
Masalah ………………………………............. .......... 2
I. 3. Tujuan ........................................................................... 2
I. 4. Manfaat ............................................................................ 2
BAB. II.
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3
II. 1. Syarat Tumbuh ................................................................... 3
II. 2. Persiapan Lahan .......................................................................... 3
II. 3. Pembibitan ............................................................................. 3
II. 4. Penanaman .......................................................................... 4
II. 5. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM
) ................ 4
II. 6. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ( TM ) .............................. 6
II. 7. Panen ..................................................................................... 8
II. 8. Pengolahan ........................................................................ 9
BAB. III. KEADAAN UMUM LOKASI ………………………………….. ................ 10
III. 1. Letak Geografis ....................................................………… 10
III 2. Wilayah Administrasi .................…………………....................... 10
III. 3. Ketinggian Tempat ................................................................... 10
III. 4. Kemiringan ........................................................................ 11
III. 5. Keadaan Tanah ...................................................................... 11
III. 6. Iklim ..................................................................................... 11
III. 7. Luas Lahan Pertanian ............................................................... 11
BAB. IV. METODOLOGI KEGIATAN ............................................ 14
IV. 1. Waktu dan Tempat ................................................................... 14
IV. 2. Alat dan Bahan .......................................................................... 14
IV. 3. Cara Kerja ............................................................................. 14
BAB. V.
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15
V. 1. Latar
Belakang Petani ........................................................... 15
V. 2. Sistem
Budidaya Tanaman Kopi Arabika Petani Setempat ......... 16
BAB. VI. PENUTUP ................................................................................ 19
VI. 1. Kesimpulan ................................................................................ 19
VI. 2. Saran .................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 21
LAMPIRAN ( DOKUMENTASI KEGIATAN ) ................................................. 22
BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Fieldtrip yang
dilakukan kali ini adalah untuk mengetahui cara budidaya tanaman Tahunan
khususnya budidaya tanaman Kopi Arabika (Coffea
arabica) yang yang
dilakukan masyarakat di Desa Tongko Kec. Baroko Kab. Enrekang. Dalam pertanian, budidaya merupakan
kegiatan terencana yang meliputi pemeliharaan sumber daya hayati yang
dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat / hasil
panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani.
Usaha budidaya tanaman mengandalkan
pada penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk
membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi.
Bagian ini dapat berupa biji, buah / bulir, daun, bunga, batang, tunas
serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang
dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam.
Sekilas tentang
Kopi Arabika, Kopi Arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia. Harga kopi
arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta karena adanya cita rasa
khas. Untuk kualitas ekspor saat ini harga kopi arabika berkisar antara
US$ 3-4 per kg sedangkan kopi robusta US$ 1.4-2 per Kg
Untuk itu, dalam kegiatan fieldtrip kali ini mahasiswa Agronomi untuk mata kuliah Budidaya
Tanaman Tahunan akan mengamati tanaman Kopi Arabika tentang teknik
budidaya yang diterapkan
masyarakat disana, apakah sesuai dengan teknik – teknik budidaya yang baik
serta memberikan solusi permasalahan yang timbul ditengah masyarakat dalam
melakukan usaha budidaya tanaman Kopi Arabika .
I. 2. Rumusan masalah
Dari uraian di atas,
yang menjadi
permasalahan dalam laporan ini yaitu :
- Bagaimana keadaan umum lokasi fieldtrip
tersebut ?
- Bagaimana kegiatan budidaya tanaman tahunan
( Kopi Arabika ) di lokasi tersebut
?
- Masalah apa yang dialami petani Kopi di
lokasi tersebut dan bagaimana solusinya
?
I. 3. Tujuan
Adapun
yang menjadi tujuan dari Laporan Fieldtrip ini, yaitu :
- Untuk mengetahui keadaan umum lokasi
tersebut.
- Untuk mengetahui kegiatan budidaya tanaman Tahunan
( Kopi Arabika ) di Lokasi tersebut
- Untuk mengetahui permasalahan yang dialami
petani kopi dan mencarikan solusi
permasalahannya
I. 4. Manfaat
Laporan ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
- Menjadi salah satu bahan informasi bagi
masyarakat secara umum.
- Dapat memberikan informasi ilmiah
bagi petani dan instansi terkait tentang Budidaya Tanaman kopi di Desa Tongko Kec.
Baroko Kab. Enrekang.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Syarat Tumbuh
Kopi arabika
memiliki persyaratan tumbuh sebagai berikut :
- Ketinggian 700 – 1500 m dpl dengan kisaran
optimum 900 – 1100 m dpl. Batas
terendah ketinggian tempat untuk pertumbuhannya dibatasi oleh ketahanannya terhadap penyakit karat daun (Hemileia
vastatrix) dan batas ketinggian
tempat tertinggi dibatasi adanya frost (suhu sangat rendah).
- Iklim memiliki batas yang tegas antara
musim kering dan penghujan atau Iklim
C – D menurut Schmidt dan Fergusson dengan curah hujan 1.000– 2.000 mm/tahun dengan 3–5 bulan
kering.
- Dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan
tekstur geluh pasiran dan kaya
bahan organik, terutama pada daerah dekat permukaan tanah.
- Produksi tanaman dapat stabil bila tersedia
sarana pengairan dan atau pohon
pelindung.
- Sifat kimia tanah umumnya menghendaki pH
agak masam yaitu 5,5 – 6,5.
II. 2. Persiapan lahan
Persiapan lahan
dilakukan dua tahun sebelum tanam yang meliputi pekerjaan pendongkelan tanaman
asal, pembersihan lahan, pembuatan jalan/saluran air, pembuatan teras,
pengolahan tanah dan penanaman pohon pelindung lamtoro.
II. 3. Pembibitan
Pembibitan kopi
arabika dilaksanakan dengan sistem generatif ataupun vegetatif. Pembibitan
generatif dengan menanam biji kopi arabika sesuai varietas yang
direkomendasikan antara lain Komposit, USDA, Lini S atau Kate. Saat ini
PTPN XII mulai mengembangkan lagi varietas Blawan Pesumah, Blue Mountain dan
Marragogype.
Kopi arabika
dapat menyerbuk sendiri, sehingga segregasi biji bisa diminimalkan. Pembibitan
secara vegetatif dengan cara stek sambung. Batang bawah menggunakan kopi
robusta BP 308 dengan batang atas komposit atau USDA.
II. 4. Penanaman
Penanaman
tanaman kopi di lapangan dilaksanakan pada saat musim penghujan, umumnya
pada Bulan November- Desember. Jarak tanam tanaman kopi adalah 2,5 x 2
m dengan populasi 2.000 ph/Ha.
Sebelum
penanaman terlebih dahulu dilakukan pekerjaan lubang tanam dengan ukuran
60 x 60 x 40 cm. Pekerjaan lubang tanam dilakukan 2 bulan sebelum tanam,
kemudian diisi dengan bahan organik yang sudah mengalami dekomposisi
sebanyak 10 kg per lubang.
II. 5. Pemeliharaan Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM)
Masa TBM
pada tanaman Kopi Arabika adalah 3 tahun. Pemeliharaan utama pada masa
TBM ini adalah pengolahan tanah, pengendalian gulma, pemupukan,
pembersihan tunas air, pangkas bentuk dan pengendalian hama dan penyakit.
A. Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah dilakukan dua kali setahun menjelang pemupukan. Selain itu perlu dibuat
rorak untuk menampung bahan organik seperti pupuk kandang, limbah pangkasan
naungan sementara dll. Pada tanah datar ukuran rorak adalah 100 x 30 x 30 cm,
sedangkan pada tanah miring dengan 60 x 30 x 30 cm.
Rorak tersebut
dibuat setiap tahun selama masa TBM dengan letak berpindah pindah ( Misalnya
pada TBM 1 letaknya di sebelah utara tanaman maka pada TBM 2 dibuat di sebelah
barat dan TBM 3 di sebelah timur ).
B. Pengendalian gulma
Pengendalian
gulma pada TBM saat ini menggunakan kimiawi dengan rotasi setahun dilakukan 4
kali.
C. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan 3 kali setahun, yaitu bulan Pebruari, April dan November. Dosis
pemupukan untuk TBM tahun ke 1 s/d 3 per tahun adalah sebagai berikut :
TBM tahun ke
|
Dosis pupuk (gram/pohon)
|
|||
Urea
|
TSP
|
KCL
|
Kiesrite
|
|
1
|
50
|
50
|
50
|
20
|
2
|
80
|
80
|
80
|
40
|
3
|
120
|
120
|
120
|
60
|
D. Pangkasan
Pangkas bentuk
dilakukan agar habitus tanaman kopi menjadi kuat dan mempunyai percabangan yang
produktif pada saat menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Pangkas bentuk
pada TBM I dilakukan dengan klipping atau penyunatan pada ketinggian 80
cm. Pada TBM II atau ketinggian 120 cm dilakukan toping atau pemotongan
tunas. Setelah pada TBM III dilakukan pemeliharaan tunas baru (bayonet)
sampai ketinggian 160cm. Selain itu selalu dijaga agar tanaman bebas dari tunas
air.
E. Pengendalian hama dan penyakit
Hama utama yang
perlu dikendalikan secara kimiawi adalah Kutu Hijau (Coccus viridis).
Umumnya hama tersebut mulai muncul pada pertengahan musim hujan.
Pengendaliannya adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif metidathion
konsentrasi 0,2 %. Penyemprotan dilakukan dengan interval satu minggu
sampai gejala serangan hilang.
II. 6. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
(TM)
Pemeliharaan TM
Kopi Arabika dilakukan dengan tujuan agar produksi optimum dan
berkesinambungan. Pekerjaan pada TM meliputi pengolahan tanah, pangkasan
penaung, pangkasan kopi, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
A. Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah dilakukan setiap tahun pada saat menjelang musim penghujan. Selain itu
pada tanah-tanah dengan kemiringan > 15o perlu dibuat rorak
ukuran 100 x 30 x 30 cm dengan posisi di atas tanaman kopi.
B. Pemangkasan naungan
Pemangkasan
naungan, dalam hal ini penaung Lamtoro ada dua macam yaitu pronggolan/tokok dan
rempesan.
- Pronggolan adalah pemotongan penaung
Lamtoro dengan ketinggian 1,6-2 m
dari permukaan tanah. Tujuannya adalah untuk memasukkan sinar matahari ke dalam pertanaman kopi dan memacu fase
generatif tanaman kopi
tersebut. Intensitas tokok 50% dari populasi penaung lamtoro yang ada. Tokok dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember.
- Rempesan adalah memangkas cabang penaung
yang kesamping dan mengurangi cabang/tunas
ortotrop lamtoro yang tumbuh terlalu banyak akibat pronggolan (umumnya disisakan dua cabang). Rempesan dilakukan pada pertengahan hingga menjelang
akhir musim hujan.
C. Pemangkasan Tanaman Pokok ( Kopi )
Pangkasan kopi
yang dilaksanakan adalah pangkasan sistim batang tunggal (single stem). Dengan
sistim batang tunggal tersebut maka pangkasan pemeliharaan yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
- Pangkas lepas panen
Pangkas lepas
panen dilaksanakan setelah panen selesai, untuk wilayah Jawa Timur antara Bulan
September–Oktober. Pada pangkasan ini yang dipangkas adalah cabang – cabang
yang tidak produktif, yaitu cabang – cabang yang telah berbuah lebih dari 2
kali, cabang ke atas, cabang cacing, cabang sakit, cabang yang arah
pertumbuhannya membalik, dan cabang kering.
- Pangkas halus (wiwil halus)
Pangkas halus
dilakukan 3 bulan setelah pangkas lepas panen kemudian diulang 2 bulan kemudian
dengan melihat kondisi pertumbuhan cabang. Dalam pelaksanaannya pangkas halus
adalah membuang cabang-cabang muda yang baru tumbuh dan menyisakan cabang yang
akan berbuah .
- Pangkas kasar (wiwil kasar)
Pangkas kasar
adalah membuang tunas air yang tumbuh. Umumnya dilaksanakan setiap dua bulan
selama musim penghujan.
D. Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan
2 kali setahun, yaitu pada bulan Maret dan Nopember dengan dosis mengacu pada
hasil analisa tanah dan daun.
E. Pengendalian hama dan penyakit
Hama pada TM
yang sering menjadi masalah adalah hama kutu hijau yang pengendaliannya sama
dengan pada TBM. Sedangkan penyakit utama pada TM adalah Karat Daun Kopi yang
disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Untuk mengendalikan penyakit
tersebut dilakukan penyemprotan fungisida Triadimefon dengan konsentrasi
0,2 %. Penyemprotan dilaksanakan setiap minggu mulai ada gejala serangan sampai
dengan gejala serangan hilang. Gejala serangan berupa bulatan-bulatan spora
yang nampak kemerahan pada daun bagian bawah.
II. 7. Panen
Panen Kopi
Arabika dilakukan dengan cara memetik buah kopi masak yang berwarna merah dengan
rotasi 12 hari. Selain itu juga dipetik buah kopi yang berwarna
hitam/kering.
Sebelum
dilaksanakan panen lahan harus bersih dari gulma dan seresah daun
kopi. Hal tersebut dimaksudkan agar pemetik dapat bekerja dengan leluasa dan
buah kopi yang jatuh akan kelihatan dan dapat segera dipungut.
Sebelum dikirim
ke pabrik dilakukan sortasi gelondong yang memisahkan kopi gelondong
merah, kopi gelondong hitam/kismis dan kopi gelondong hijau. Kopi gelondong
hijau ini tidak diperbolehkan dipetik tetapi dalam pelaksanaannya ada yang
terikut sehingga perlu dipisahkan. Hasil petik atau panen yang baik
menghasilkan gelondong merah minimal 95 %.
II. 8. Pengolahan
Pengolahan Kopi
Arabika dimulai dari penerimaan kopi gelondong dari lapangan/kebun sampai
dengan pengepakan dan pengiriman. Ada dua macam proses pengolahan, yaitu proses
kering (dry process) dan process basah (wet process).
Proses kering
dilakukan pada kopi gelondong mutu inferior (hijau/hitam/kismis). Pada proses
kering kopi dari kebun langsung dijemur pada lantai jemur atau dikeringkan
secara mekanis dengan vis dryer.
Proses basah
dilakukan pada kopi gelondong mutu Superior (merah) dengan urutan pengolahan
sebagai berikut :Penerimaan kopi gelondong
1. Perambangan (pemisahan superior dan
inferior)
2. Penggilingan (pulping)
3. Fermentasi
4. Pencucian
5. Penuntasan
6. Pengeringan
7. Penggerbusan (pelepasan kulit
tanduk) dan pengayakan (sizing)
8. Sortasi biji
9. Pengepakan dan pengiriman
BAB. III
KEADAAN UMUM LOKASI
III. 1. Letak Geografis
Wilayah
Kecamatan Baroko Kab. Enrekang secara geografis terletak antara 130 180
360 LU dan 300 5000 LS dan diantara 130
180 360 BT.
Kecamatan
Baroko Kab. Enrekang berbatasan dengan :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Tanah Toraja
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Curio
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Alla
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Alla
III. 2. Wilayah Administrasi
Secara
administrasi luas wilayah Kec.Baroko adalah 41,08 Km2, yang terdiri
dari 5 Desa/Kelurahan definitif.
Jumlah
Desa/Kelurahan dan luas wilayah berdasarkan luas statistic Kecamatan Baroko
adalah sebagai berikut :
1. Desa Baroko, luas wilayah 9,40 Km2
2. Desa Tongko, luas wilayah 9,41 Km2
3. Desa Benteng Alla, luas wilayah 6,56 Km2
4. Desa Patongloang, luas wilayah 6,26 Km2
5. Desa Benteng Alla Utara, luas wilayah 11,14 Km2
III. 3. Ketinggian Tempat
Desa
Tongko Kecamatan Baroko sebagai lokasi pelaksanaan fieldtrip berada pada
ketinggian 1100 – 1400 mdpl, sehingga sangat cocok untuk membudidayakan tanaman
hortikultura.
III. 4. Kemiringan
Keadaan
topografi Desa Tongko Kec. Baroko, yaitu medan yang dilalui bergelombang,
berbukit dan bergunung serta lebah yang sangat curam. Sehingga terdapat
perbedaan kemiringan tempat, sebagai berikut :
- Kemiringan antara 2-14 %, sebanyak 1125 Ha
- Kemiringan antara 15-40 %, sebanyak 1793 Ha
- Kemiringan antara 41 % keatas, sebanyak 556
Ha
III. 5. Keadaan Tanah
Jenis
tanah yang ada di Desa Tongko Kec. Baroko terbagi kedalam 2 golongan, yaitu
jenis tanah Mediteran dan Potsolik dengan pH tanah 5,4 – 6,2.
III. 6. Iklim
Berdasarkan
data curah hujan station 3390 yang berada di Kecamatan Alla.
Kecamatan Baroko pada umumnya dan Desa Tongko pada khususnya berada pada tipe
C2, yaitu :
- Bulan basah 6 -7 bulan
- Bulan kering 4 – 5 bulan
III. 7. Luas Lahan Pertanian
Luas
lahan pertanian Kec. Baroko secara umum hingga tahun 2010 adalah seluas 4151 Ha
yang terdiri dari lahan basah/sawah dan lahan kering.
a. Lahan basah :
- Sawah :
255 Ha
- Kolam :
-
b. Lahan kering :
- Pekarangan : 137 Ha
- Tegalan : 1458 Ha
- Perkebunan : 1442 Ha
- Padang
rumput : 122 Ha
- Hutan : 258 Ha
Khusus
untuk wilayah Desa Tongko Kec. Baroko, luas lahan menurut fungsi dan
ekosistemnya dapat dibagi, sebagai berikut :
- Total luas lahan : 941 Ha
- Pekarangan :
37 Ha
- Tegalan :
559 Ha
- Perkebunan :
301 Ha
- Padang rumput :
36 Ha
- Hutan :
31 Ha
- Sawah :
5 Ha
Luas
lahan menurut komoditi yang diusahakan, umumnya ditanami tanaman sebagai
berikut :
a. Sawah :
5 Ha
b. Tegalan
- Palawija : 5 Ha
- Sayuran : 491 Ha
- Lain-lain : 32 Ha
c. Perkebunan
- Kakao : 17 Ha
- Kopi : 300 Ha
- Cengkeh : 6 Ha
- Vanili : -
- Lain-lain : 7 Ha.
BAB. IV
METODOLOGI KEGIATAN
IV. 1. Waktu dan Tempat
A. Waktu :
Waktu
pelaksanaan kegiatan fieldtrip ini selama 3 hari dari tanggal 30 Mei s/d 01 Juni
2014. Pengambilan data / wawancara terhadap responden ( petani ) dilaksanakan
pada tanggal 31 Mei 2014, pukul 11.00 WITA.
B. Tempat
Tempat
pelaksanaan kegiatan fieldtrip ini di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kab.
Enrekang Prov. Sulawesi – selatan.
IV. 2. Alat dan Bahan
A. Alat :
- Pulpen :
untuk mencatat hasil wawancara
- Buku dan
Kuisioner : untuk mencatat hasil
wawancara
- Kamera : untuk dokumentasi
B. Bahan : -
IV. 3. Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan
Berkenalan dengan responden ( petani
)
Berkunjung ke lahan petani
Mulai wawancara
Catat hasil wawancara
Dokumentasi setiap kegiatan
Buat laporan
kegiatan
BAB. V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V. 1. Latar Belakang Petani
Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang terkenal dengan
bermacam – macam komoditas yang dibudidayakan, terutama tanaman hortikultura. Untuk jenis tanaman tahunan terdapat
berbagai jenis komoditi, diantaranya Kopi Arabika, Kopi Robusta dan Kakao. Tepatnya hari
sabtu, tanggal 31 Mei 2014 pukul. 11.00
pagi WITA, kami melakukan wawancara dengan beberapa petani yang membudidayakan
tanaman Kopi Arabika yang lokasinya berada di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang yang bernama Muslimin luas arealnya 1,25 Ha,
Ahmad 2,00 Ha, Pana 0,50 Ha, Mangalla luas arealnya 1,00 Ha dan Yanto battong
luas arealnya 2,00 Ha. Dari menanam komoditas tersebut, hasil produksi kemudian dijual sebagai mata
pencaharian utama Pak Muslimin, dkk.
Selain menjadi
petani kopi, Bapak Muslimin juga membudidayakan berbagai macam
tanaman hortikultura. Dulunya beliau
memiliki kebun kopi seluas
5,00 Ha tetapi
kebun kopi yang dimilikinya sudah tidak produktif lagi dan terserang berbagai
hama/penyakit. Hal tersebut dikarenakan umur tanaman kopinya sudah tua tanpa
adanya peremajaan tanaman. Akhirnya, lahan yang tadinya ditanami tanaman kopi
kemudian diganti menjadi tanaman hortikultura salah satunya adalah tanaman kol.
Dalam melakukan aktivitas pertanian Bapak Muslimin mempunyai
kepercayaan atau adat istiadat yaitu didasarkan pada tanggal dan tahun
tertentu. Jika pada waktu tanggal muda menanam komoditas pertanian atau yang
dikenal dengan sebutan “ Bumi Ke atas” maka tanaman akan cepat tumbuh. Selain
itu, perkiraan cuaca juga menjadi kepercayaan dalam menentukan komoditas apa
yang akan ditanam. Masyarakat Desa
Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang mempunyai kebiasaan bergotong royong dan penuh
kebersamaan yang sifatnya berbagi pengalaman antara satu petani
dengan petani lainnya.
Petani di Desa tersebut umunya sangat sulit mendapatkan pinjaman modal dari
Bank sehingga masyarakat disana kesulitan setiap kali akan memulai usaha
taninya. Satu-satunya cara yang ditempuh masyarakat disana untuk mendapatkan
modal usaha yaitu melalui tengkulak.
V. 2. Sistem Budidaya Tanaman Kopi
Arabika Petani Setempat
Sistem
budidaya yang dilakukan oleh bapak Muslimin, dkk adalah sebagai berikut :
a. Varietas yang ditanam
Jenis varietas kopi yang dikembangkan/ditanam oleh petani
ada 2 macam, yaitu kopi Arabika dan Kopi Robusta. Khusus untuk jenis kopi
arabika, umur tanaman di desa tersebut berkisar antara 5 – 15 tahun
b. Cara pengolahan tanah
Teknik/cara pengolahan tanah yang dilakukan petani dilapangan
masih sangat sederhana, itupun dilakukan seadanya. Mereka lebih cenderung
mengolah tanahnya secara manual yaitu dengan cara mencangkul karena lebih murah
dan menghemat tenaga. Faktor kemalasan petani pun menjadi penyebab hal
tersebut.
c. Cara menentukan waktu tanam
Penentuan waktu tanam dilakukan secara musyawarah. Mereka
biasanya berkumpul dalam satu tempat kemudian memusyawarahkan waktu tanam yang
baik. Cara lain yang biasa juga mereka lakukan adalah dengan melihat
tanda-tanda alam. Waktu tanam kopi dilokasi tersebut berkisar antara bulan
Januari – Februari.
d. Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan 2 x 2 meter dengan jumlah
populasi + 50000/Ha
e. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan oleh petani setempat hanya sekali
dalam setahun meliputi :
- Jenis : Jenis pupuk yang digunakan untuk
tanaman kopi umumnya menggunakan pupuk Kandang, Urea, NPK Ponska
dan Za.
- Dosis : menggunakan
pupuk urea sebanyak 100 Kg/Ha pupuk NPK Ponska sebanyak 50 - 75 Kg/Ha dan pupuk Za
sebanyak 150 Kg/Ha
- Cara : disebar/ditabur di sekitar batang
tanaman kopi dengan cara mengelilingi batang tanaman kopi
- Waktu : pemupukan
biasanya dilakukan setelah proses panen buah kopi
f. Gulma :
Jenis gulma yang dominan adalah gulma berdaun sempit dan
tekian. Untuk pemberantasan gulma hanyak menggunakan metode sederhana
yaitu dengan cara mencabut
sendiri dengan tangan atau bahkan tidak memberantasnya.
g.
Hama dan Penyakit :
- Hama : jenis
hama yang paling merugikan petani kopi yaitu tikus,. Cara pemberantasan hama yang dilakukan petani
pada umumnya yaitu dengan cara
menggunakan pestisida kimia, sesuai jenis hama
yang menyerang.
- Penyakit
: jenis penyakit yang kami temui dilapangan adalah karat daun dan karat batang.
Pengetahuan petani tentang penyakit pada tanaman padi sangat minim sehingga
pemberantasan penyakit pada tanaman padi tidak
dilakukan.
h. Panen/Produksi :
- Cara panen : Panen Kopi Arabika dilakukan dengan cara
memetik buah kopi masak yang
berwarna merah dengan rotasi 12
hari. Selain itu juga dipetik buah kopi yang berwarna hitam/kering.
- Pengolahan : Sebelum dikirim ke pabrik dilakukan sortasi
gelondong yang memisahkan kopi gelondong merah, kopi gelondong
hitam/kismis dan kopi gelondong hijau. Kopi gelondong
hijau ini tidak diperbolehkan dipetik tetapi dalam
pelaksanaannya ada yang terikut sehingga perlu dipisahkan.
Hasil petik atau panen yang baik menghasilkan
gelondong merah minimal 95 %.
- Produksi : Produksi
tahun 2014, rata-rata 0.5 - 1 ton/ha. Tahun 2013 menurun karena adanya serangan hama tikus yaitu sebanyak 500 – 700 Kg/Ha.
BAB. VI
PENUTUP
VI. 1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa teknik
budidaya tanaman kopi
arabika yang diusahakan oleh Bapak Muslimin, dkk pada khususnya dan
masyarakat di Desa Tongko Kec. Baroko Kab.
Enrekang pada umunya masih sangat sederhana jauh dari teknik budidaya tanaman kopi
yang dianjurkan/sesuai. Hal tersebut terlihat dari metode budidaya yang
diterapkan, penggunaan alat pertanian yang sederhana dan teknik/cara
pemeliharaan tanaman serta pemeberantasan hama/penyakit yang masih tidak
efisien.
Keadaan
tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya kopi yang
baik, kurangnya modal petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman kopi,
kurangnya perhatian pemerintah dalam hal pendampingan terhadap petani di desa
tersebut serta kurangnya areal penanaman/pengembangan tanaman kopi di desa
tersebut
VI. 2. Saran
Dari hasil kegiatan wawancara yang
dilakukan kepada beberapa orang petani kopi di desa tersebut, maka diperoleh
beberapa fakta terkait masalah – masalah yang dialami petani selama melakukan
usaha budidaya tanaman padi. Dari masalah tersebut kami mencoba memberikan
saran ataupun solusi, antara lain :
a. Pengetahuan akan teknik budidaya tanaman padi
masih kurang, sehingga diharapkan agar
mampu menambah pengetahuannya tentang teknik budidaya
tanaman kopi. Baik melalui pelatihan – pelatihan yang diselenggarkan pemerintah/swasta maupun usaha sendiri
untuk memperoleh informasi yang lebih
banyak tentang teknik budidaya tanaman kopi
yang baik dan benar.
b. Kekurangan modal setiap kali akan memulai
usaha tani. Hal tersebut dapat diantisipasi
lebih awal dengan cara menabung setiap kali panen sebelumnya. Pihak dari pemerintah juga diharapkan
berperan lebih banyak dalam
memecahkan permasalahan ini, salah satunya dengan memberikan bantuan baik berupa benih, pupuk,
pestisida, dll. Ataupun mendatangkan investor
baik lokal maupun asing
c. Pencetakan lahan baru untuk usaha budidaya
tanaman kopi sangat dibutuhkan oleh
masyarakat setempat untuk menambah hasil produksi dan pemenuhan kebutuhan sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat setempat. Untuk itu perhatian
pemerintah sangat diharapkan masyarakat di
desa tersebut.
d. Peremajaan tanaman yang sudah tua, perlu
diperhatikan oleh pemerintah setempat
DAFTAR
PUSTAKA
- Anonymous. 2010. Data BPP Baroko Kecamatan
Baroko Kab. Enrekang. Enrekang Searching
Google
- http://pekebun.com/sekilas-budidaya-kopi-arabika/comment-page-1/-
DOKUMENTASI KEGIATAN
Foto
1. Keadaan pertanaman kopi yang tidak terawat di Desa Tongko Kec. Baroko
Kab. Enrekang
|
Foto
2. Proses pengolahan kopi ( pengeringan ) yang masih sangat sederhana
|
Foto
4. Proses wawancara terhadap salah seorang petani kopi di Desa Tongko Kec. Baroko Kab.
Enrekang bernama bapak Mangalla
|
Foto
5. Proses wawancara terhadap salah seorang petani kopi di Desa Tongko Kec. Baroko Kab.
Enrekang bernama bapak Muslimin
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar