bintang jatuh

Rabu, 16 April 2014

Makalah Prospek pengembangan Tanaman Markisa



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                      …………………………………………….................      ii
DAFTAR ISI                   ………..................……………………………………………….     iii
BAB. I.  PENDAHULUAN              ………….................…………………………………     1
I. 1.    Latar Belakang                ..........................…………………………………..     1
I. 2.    Rumusan Masalah               ....................…………………………………..     1
I. 3.    Tujuan            ...............…...................………………………………………     2
I. 4.    Manfaat                       ..............................................................................     2
BAB. II. PEMBAHASAN               …........................……………………………………..     3
II. 1.   Sistematika dan Morfologi Tanaman Markisa            ...............................     3
II. 2.   Komoditas Tanaman Markisa di Indonesia            ....................................     4
II. 3.   Peluang Pasar                    ...............................................................……….     5
II. 4.   Situasi Persaingan              ...........................................................................     9
BAB. III. PENUTUP               ......................………………………………………………   10
           III. 1.  Kesimpulan                ................…………………………………………….   10
           III. 2.  Saran                   ...................………………………………………………..   11

BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Markisa merupakan tanaman khas Sulawesi Selatan yang telah popular hingga kemancanegara. Buahnya mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan untuk kesehatan. Di Sulawesi Selatan terdapat 25.399 ha lahan yang potensial untuk pengembangan markisa, namun baru 4.411 ha yang ditanami dengan produksi 34.226 ton. Upaya untuk meningkatkan produktifitas markisa terus dilakukan untuk menyediakan bahan baku bagi industri pengolahan markisa yang terus meningkat setiap tahun.
Saat ini, agribisnis markisa memang sedang tumbuh. Tren gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi sari buah alami berpengaruh langsung terhadap permintaan buah markisa. Selain memang sudah terbukti berkhasiat banyak, rasa khasnya yang enak serta harganya yang cukup terjangkau membuat buah markisa semakin diminati, tidak heran jika nilai jualnya pun jadi naik.
Selain itu, teknik budidaya tanaman markisa yang cukup terjangkau dan  tergolong tidak rumit serta tidak membutuhkan lahan yang luas. Maka dari itu, tidak ada salahnya kita mencoba untuk mengembangkan tanaman markisa. Berikut ini ulasan tentang prospek agribisnis budidaya tanaman markisa.
I. 2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu:
- Bagaimana Sistematika dan Morfologi Tanaman Markisa
- Bagaimana Komoditas Markisa di Indonesia ?
- Bagaimana peluang pasar buah markisa ?
- Bagaimana situasi persaingan pasar buah markisa ?
I. 3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu :
- Untuk mengetahui Sistematika dan Morfologi Tanaman Markisa
- Untuk mengetahui Komoditas Markisa di Indonesia
- Untuk mengetahui peluang pasar buah markisa
- Untuk mengetahui situasi persaingan pasar buah markisa
I. 4. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Makalah ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat secara umum.
2. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi petani dan instansi terkait tentang potensi/prospek agribisnis buah markisa.



BAB. II
PEMBAHASAN
II. 1. Sistematika dan Morfologi Tanaman Markisa
Markisa termasuk tanaman semak hidupnya menjalar panjang kurang lebih 10 m. Tanaman markisa umumnya mempunyai batang kecil, langsing, dan panjang sekali, bentuk persegi, semu, lunak, halus, warna hijau kecoklatan. Batangnya merambat dengan bantuan sulur berbentuk pilin (spiral).
Daun tunggal, lonjong, tersebar, panjang 7-20cm, lebar 5-15cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, permukaan licin, tangkal persegi, panjang 2-6cm, dan berwarna hijau.
Bunga tunggal, bulat berbentuk mangkok, berkelamin dua(hermafrodit) dan menempel di ketiak daun, tangkal bergerigi, panjang 3-4cm hijau, mahkota berbentuk lonjong, permukaannya beralur, warna ungu, benang sari bertangkai, bentuk tabung, panjang + 6 cm warna ungu, kepala sari silindris, panjang + 6 cm warna putih, putiknya pendek warna kuning dengan kelopak bunga berbntuk lonjong warna hijau, beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk penyerbuk silang  dengan bantuan lebah madu, penyerbukan sendiri masih dapat berlangsung baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, biasanya penyerbukan dilakukan oleh  manusia seperti halnya penyerbukan pada tanaman panili.
Bakal buah bentuknya sangat unik setelah beberapa minggu berubah seperti bakal buah pada umumnya, warna hijau ke putih putihan pada saat masih muda dan buah yang sudah masak/ranum  berwarna kekuningan dan beraroma khas harum buah markisa.
Kandungan buah, biji dan daun pada tanaman ini mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Sementara buah yang masak mengandung Ca, P, Fe.
II. 2. Komoditas Markisa di Indonesia
Tanaman markisa bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Amerika Selatan. Untuk pertumbuhan yang optimum, tanaman markisa harus ditanam di daerah-daerah dataran tinggi dengan ketinggian minimum 800 m dpl. Dengan persyaratan lingkungan tersebut, tidak banyak di daerah Indonesia yang membudidayakan markisa secara komersial. Beberapa daerah yang membudidayakan tanaman markisa secara komersial adalah di Propinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Sinjai, Tana Toraja dan Polewali Mamasa), Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Solok) dan Lampung. Selain itu ada juga beberapa daerah yang menghasilkan markisa, walaupun tidak banyak.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat perkembangan produksi dan luas areal pertanaman markisa di Indonesia.
Provinsi
Luas Areal (Ha)
Produksi (Ton)
1994
1995
1996
1997
1994
1995
1996
1997
Sulawesi Selatan
1.272
1.405
3.738
3.489
30.332
38.824
42.391
9.600
Sumatera Barat
1.251
1.342
1.700
2.710
3.272
5.961
6.046
12.710
Sumatera Utara
1.117
1.469
1.422
N.A.
7.662
15.730
16.533
N.A.
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tingkat I, Propinsi Sulawesi Selatan,     Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Sumatera Utara.
Sebagian besar tanaman markisa di Indonesia adalah dari varietas markisa ungu (edulis). Varietas ini sangat rentan terhadap nematoda, perakarannya dangkal dan musim buahnya pada bulan-bulan tertentu. Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas markisa.
Musim panen buah markisa pada umumnya dari bulan November sampai dengan bulan April tahun berikutnya dengan puncaknya pada bulan Desember- Januari, kemudian sesudah bulan April, praktis tidak ada buah. Namun demikian di Sulawesi Selatan telah dikembangkan sambung batang antara tanaman markisa varietas edulis sebagai batang atas dan varietas flavicarpa sebagai batang bawah. Keunggulan dari sistem penyambungan tersebut adalah bahwa varietas flavicarpa mempunyai perakaran dalam, batang lebih besar dan tahan terhadap nematoda. Dengan kondisi tersebut, tanaman markisa dapat berbuah sepanjang tahun, sehingga produktivitasnya meningkat 20 – 30 ton buah/ha per tahun, sementara itu, jika hanya dari varietas edulis saja, maka produktivitas hanya 5 – 10 ton buah/ha per tahun. Dengan teknik penyambungan tersebut diharapkan produksi markisa di Indonesia akan meningkat dan tersedia sepanjang tahun.
II. 3. Peluang Pasar
Sari buah markisa termasuk salah satu sari buah tropis yang semakin meningkat popularitasnya di negara-negara barat karena rasa dan aromanya yang khas. Pada umumnya sari buah markisa digunakan sebagai bahan campuran dengan sari buah lainnya. Hanya dikonsumsi buah segar langsung yang masih belum banyak dikenal oleh konsumen di negara-negara tersebut.
Negara produsen markisa adalah negara-negara di Amerika Selatan seperti Kolombia, Ekuador, Brazil, Argentina dan Peru, kemudian ada juga beberapa negara dari benua Afrika seperti Kenya, Zimbabwe, Burundi dan Afrika Selatan. Sedangkan dari benua Asia dan Australia, produsen markisa adalah Australia, New Zealand, India, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina. Pemasaran utama dari produk ini adalah ke Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Eropa (Belanda, Jerman dan Inggris), Amerika Selatan (Brasil, Chile dan Argentina), Australia dan beberapa negara Asia (Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Bahrain dan Kuwait).
Pemasaran markisa pada umumnya dalam bentuk sari buah, baik dalam bentuk single strengh maupun frozen concentrate, selain itu sejak tahun 1994 dari Sulawesi Selatan telah diekspor ke Australia dalam bentuk pulp. Sedangkan untuk Sumatera Selatan, ekspor ke Malaysia dan Singapura dalam bentuk juice. Pemasaran buah markisa segar belum banyak berkembang karena kondisi kulit buah markisa yang mudah mengeriput sehingga penampakkannya kurang menarik.
Pasar sari buah markisa cenderung tidak stabil. Jika pada tahun 1991 harganya mencapai US$ 6.000 per ton, maka pada tahun 1992, harga tersebut turun mencapai US$ 2.000 per ton. Hal ini disebabkan karena adanya kelebihan produksi di pasaran. Sejak itu banyak produsen yang meninggalkan usahanya, sehingga pada tahun 1994, harga pasaran sari buah meningkat kembali akibat berkurangnya produksi sampai US$ 6.000 dan bahkan pada bulan Juli 1995, harga sari buah markisa dari Ekuador yang dijual di Brasil mencapai US$ 10.500 per ton. Namu demikian, pada tahun-tahun berikutnya harga sari buah markisa cenderung turun pada tahun 1996, harganya berkisar antara US$ 4.000 – US$ 5.000 per ton. Dari salah satu eksportir di Ujung Pandang didapatkan keterangan bahwa harga FOB pulp markisa yang diekspor ke Australia untuk pengiriman bulan Pebruari 1999 mencapai US$ 1.250 per ton atau equivalent dengan US$ 5.000 per ton dalam bentuk concentrated juice.
Negara-negara pengimpor buah dan sari buah antara lain adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Perancis, Inggeris, Brasil, Chilli, Argentina, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain.
Permintaan sari buah markisa untuk concentrated juice di Amerika Serikat dan Puerto Rico diperkirakan 1.000 ton per tahun. Untuk negara-negara Eropa permintaan buah markisa diperkirakan 100 – 150 ton per tahun dan permintaan tersebut cenderung meningkat pada bulan Desember sedangkan permintaan sari buah markisa belum ada data. Negara pengekspor sari buah markisa terbesar di Eropa adalah Belanda dan Jerman. Pasar markisa di negara-negara Asia belum berkembang, namun demikian untuk Jepang, Taiwan dan Korea Selatan, pasar produk ini mulai berkembang. Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain mengimpor buah markisa dari Kenya dan Australia, namun data tentang volume impornya tidak tersedia. Harga buah markisa di Bahrain berkisar antara 2,00 – 2,50 dinar per kg, sedangkan di Arab Saudi harganya berkisar antara 20,00 – 30,00 riyal per kg. Di Amerika Selatan, Brasil, Chille dan Argentina merupakan pasar sari buah markisa yang sedang berkembang. Brasil dari negara pengekspor markisa telah menjadi negara pengimpor sari buah markisa dengan kebutuhan antara 500 – 1.000 ton per tahun, dan saat ini Brasil merupakan negara konsumen buah dan sari buah markisa terbesar di dunia.
Berikut tabel daftar perkembangan ekspor sari buah (Juice) markisa dari Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun
Volume (Ton)
Nilai (US$ FOB)
1994
144.283
100.762,90
1995
198.195
186.253,87
1996
162.915
174.198,23
1997
161.810
147.482,29
1998
139.725
115.890,29
Sumber : Kanwil Deperindang Sulsel, 1999
Di Indonesia markisa lebih banyak di konsumsi sebagai sari buah dari pada dimakan dalam bentuk buah segar. Permintaan konsumen dalam negeri cenderung meningkat setiap tahunnya, walaupun dalam hal ini belum ada data yang menunjang. Permintaan ekspor sari buah atau pulp dari luar negeri, khususnya Australia, belum banyak terpenuhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh semakin meningkatnya permintaan konsumen dalam negeri, adanya bulan-bulan tertentu dimana tidak ada produksi buah, tanaman markisa hanya dapat ditanam di daerah -daerah tertentu yang mempunyai ketinggian di atas 800 m dpl dan akibat semakin banyaknya tanaman yang sudah tua belum diremajakan serta adanya penggantian tanaman markisa dengan tanaman lain, misalnya diganti dengan tanaman sayuran atau tanaman jeruk, seperti yang dilakukan di Sumatera Utara.
Dengan kondisi tersebut, ekspor sari buah markisa khususnya dari Sulawesi Selatan cenderung berkurang setiap tahunnya. Hal ini seperti yang terlihat pada tabel di atas. Kondisi tersebut tentunya merupakan peluang yang baik untuk mengembangkan perkebunan markisa di daerah-daerah sentra produksi seperti di Sulawesi Selatan (Malino dan Tana Toraja ), Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Solok), Jawa Barat (Cibodas), Bali dan Lampung.
II. 4. Situasi Persaingan
Negara-negara penghasil utama markisa adalah Brasil, Kolombia, Ekuador, Peru, Australia, New Zealand, Kenya dan India. Sedangkan Amerika Serikat, Zimbabwe, Afrika Selatan, Burundi, Malaysia, Thailand dan Filipina juga menghasil markisa.
Brasil, Kolumbia, Ekuador dan Peru pada umumnya menghasilkan sari buah markisa dari varietas flavicarpa. Pasar dunia sari buah markisa sebagian besar dikuasai oleh negara-negara tersebut. Produksi sari buah yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut diperkirakan sekitar 12,000 ton per tahun. Di Brasil luas tanaman markisa diperkirakan mencapai 40,000 ha dengan produksi 450,000 ton buah markisa.
Di Afrika produksi markisa selain di ekspor juga dikonsumsi lokal. Produsen terbesar buah markisa adalah Kenya yang pada tahun 1994 telah mengekspor 948 ton buah markisa ke Eropa dan Asia. Lebih dari 95% buah markisa Kenya di ekspor ke Eropa. Negara-negara pengekspornya adalah Belanda, Inggris, Belanda dan Perancis. Di Kenya, produksi buah markisa berlangsung sepanjang tahun, tetapi produksi terendah terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Di Negara-negara Asia, selain Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina juga membudidayakan markisa tetapi di negara-negara tersebut, seperti juga di Indonesia pemasaran markisa lebih banyak untuk konsumen dalam negeri. Di New Zealand, panen buah markisa terjadi pada bulan Februari sampai dengan Juli dengan puncaknya pada bulan Maret-April. Sekitar 23 – 30% produksinya dalam bentuk buah segar diekspor khususnya ke Amerika Selatan sekitar 80% dan Kanada 15% sedangkan sisanya diekspor ke negara-negara di Pasifik dan Australia.

BAB. III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Tanaman markisa bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Amerika Selatan. Untuk pertumbuhan yang optimum, tanaman markisa harus ditanam di daerah-daerah dataran tinggi dengan ketinggian minimum 800 mdpl.
Beberapa daerah di Indonesia yang membudidayakan tanaman markisa secara komersial adalah di Propinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Sinjai, Tana Toraja dan Polewali Mamasa), Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Solok) dan Lampung. Selain itu ada juga beberapa daerah yang menghasilkan markisa, walaupun tidak banyak
Negara produsen markisa adalah negara-negara di Amerika Selatan seperti Kolombia, Ekuador, Brazil, Argentina dan Peru, kemudian ada juga beberapa negara dari benua Afrika seperti Kenya, Zimbabwe, Burundi dan Afrika Selatan. Sedangkan dari benua Asia dan Australia, produsen markisa adalah Australia, New Zealand, India, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina.
Permintaan sari buah markisa untuk concentrated juice di Amerika Serikat dan Puerto Rico diperkirakan 1.000 ton per tahun. Untuk negara-negara Eropa permintaan buah markisa diperkirakan 100 – 150 ton per tahun dan permintaan tersebut cenderung meningkat pada bulan Desember
Besarnya peluang pasar buah markisa baik yang berbentuk buah segar maupun bentuk sari buah membuat peluang usaha budidaya tanaman markisa sangat besar. Produksi dalam negeri saat ini hanya mampu memenuhi sebagian kecil kebutuhan dalam negeri saja.
III. 2. Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ” Prospek Pengembangan Tanaman Markisa “  sebagai motivasi dan menjadi referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian.  Akhirnya  penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar