BUDIDAYA TANAMAN MURBEI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyusun makalah pada Mata Kuliah Budidaya Tanaman Tahunan sebagai
tugas tambahan dan merupakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam
menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah tersebut.
Adapun judul yang kami
angkat pada kesempatan kali ini tentang Budidaya Tanaman Murbei. Sebagai bahan
referensi kami untuk menyelesaikan makalah pada mata kuliah ini.
Ucapan
terimakasih juga kami hanturkan kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyelesaian makalah ini. Dan kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pertanian di Indonesia
dan menjadi bahan referensi bagi pembacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………................. ii
DAFTAR ISI ………..................………………………………………………. iii
BAB. I.
PENDAHULUAN ………….................………………………………… 1
I. 1. Latar
Belakang ..........................………………………………….. 1
I. 2. Rumusan
Masalah ....................………………………………….. 2
I. 3. Tujuan ...............…...................……………………………………… 2
I. 4. Manfaat .............................................................................. 2
BAB. II. PEMBAHASAN …........................…………………………………….. 3
II. 1. Jenis-jenis
Tanaman Murbei yang ada di Indonesia ........................ 3
II. 2. Ciri-ciri
dan Deskripsi Tanaman Murbei .............................................. 4
II. 3. Teknik
Budidaya Tanaman Murbei ......................................………. 6
BAB. III. PENUTUP ......................……………………………………………… 12
III.
1. Kesimpulan ................……………………………………………. 12
III.
2. Saran ...................……………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Budidaya tanaman murbei merupakan dasar dari persuteraan
alam, karena budidaya murbei menghasilkan pakan ulat sutera. Budidaya tanaman
murbei merupakan kegiatan usaha dari mulai pembibitan, persiapan tanam,
penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen tanaman murbei yang dilakukan
secara intensif dengan memperhatikan konservasi tanah dan air. Tujuannya adalah
memproduksi daun murbei untuk pakan ulat sutera dengan produksi daun banyak dan
kualitas nutrisi / gizi tinggi.
Sistem penanaman yang dilakukan monokultur atau polikultur/ tumpang sari
Kondisi Pertanaman Murbei di lapangan antara lain : Tanaman kurang
perawatan, Produksi daun rendah, dan Kualitas daun kurang optimal, sedangkan
potensinya antara lain : Tanaman
murbei harus dipelihara secara intensif, Produksi \ daun mampu
mencapai 2 – 3 kg/tanaman/pangkasan dan Kualitas daun baik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
persuteraan alam salah satunya budidaya murbei. Budidaya murbei menghasilkan
pakan yang mempengaruhi 38,2 % keberhasilan usaha pemeliharaan ulat sutera
selain jenis ulat 4,2%, klimat: 37,0%, kualitas telur: 3,1%, teknik
pemeliharaan ulat: 9,3% dan faktor lain: 8,2%
Tanaman murbei sering dibudidayakan dengan tujuan
pemanfaatan daunnya untuk memenuhi kebutuhan pakan ulat sutera, namun lebih
dari itu ternyata tanaman murbei merupakan
tanaman obat herbal yang dapat dijadikan obat berbagai jenis penyakit. Maka
tidak heran apabila banyak yang memberikan julukan seribu manfaat pada tanaman
murbei ini. Tanaman murbei ini berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit
seperti, jantung berdebar, sembelit, hepatitis, dan cacingan. Namun kali ini,
penulis akan memfokuskan pada budidaya tanaman murbei untuk pakan ulat sutera.
Tanaman Murbei merupakan jenis tanaman yang digunakan dalam budiaya ulat
sutera, dimana daun murbei merupakan pakan bagi ulat sutera. Banyak sekali para
petani kesulitan dalam membudidayakan & bercocok tanam tanaman ini. Kali
ini Penulis ingin berbagai ilmu dalam menerapkan teknik-teknik membudidayakan
tanaman murbei.
I. 2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas,
yang menjadi
permasalahan dalam makalah ini
yaitu:
a. Apa jenis-jenis tanaman murbei yang ada di
Indonesia ?
b. Bagaimana ciri - ciri tanaman murbei ?
c. Bagaimana teknik budidaya tanaman murbei ?
I. 3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu :
a. Mengetahui jenis-jenis murbei yang ada di
Indonesia.
b. Mengetahui ciri ciri dari tanaman murbei
c. Mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman murbei
I. 4. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Makalah ini diharapkan menjadi salah satu
bahan informasi bagi masyarakat secara umum.
b. Dapat memberikan informasi ilmiah
bagi petani dan instansi terkait tentang Budidaya Tanaman Pala.
BAB. II
PEMBAHASAN
II. 1. Jenis – jenis Tanaman Murbei
yang ada di Indonesia
Di Indonesia
ada kira-kira 100 lebih jenis/ varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis
yaitu :
- Morus cathayana
- Morus alba
- Morus multicaulis
- Morus nigra
- Morus australis
- Morus macruora
Dari keenam
jenis tersebut, jenis yang dianjurkan ditanam karena keunggulannya, baik
produktivitas maupun kualitas daunnya adalah Morus cathayana, Morus alba,
Morus multicaulis, Morus kanva (dari India), SHA 4 X LUN 109 (Cina),
Morus multicaulis (Cina`2) dan Morus alba (Calafat). Jenis-jenis
tersebut sudah beradaptasi cukup baik dengan kondisi lingkungan di Indonesia.
No
|
Varietas
|
Species
|
Negeri
asal
|
Tinggi
dpl
|
1
|
Kanva-2
|
M.
bombycis
|
India
|
400
-1200
|
2
|
Cathayana
|
M.
alba
|
Jepang
|
200
- 500
|
3
|
Multicaulis
|
M.
multicaulis
|
Jepang
|
700
- 1200
|
4
|
Lembang
|
M.
bombycis
|
Indonesia
|
200
- 500
|
5
|
Khunpai
|
M.
bombycis
|
Tailand
|
300
- 500
|
II. 2. Ciri-ciri dan Deskripsi
Tanaman Murbei
Murbei berasal
dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100m diatas permukaan laut
dan memerlukan cukup sinar matahari. Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Tinggi
pohon sekitar 9 meter dan mempunyai percabangan banyak. Daun tunggal, letak
berseling dan bertangkai dengan panjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur,
berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya
hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih.
Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei. Juga warna buah ada yang
putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam. Di India utara murbei
dibiarkan tumbuh sebagai pohon di belakang rumah dengan tujuan untuk buah yang
enak dan harum. Tanaman murbei disamping sebagai pakan ulat sutera juga sebagai
tanaman konservasi tanah dan penghijauan.
Murbei
merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Selain sebagai
sumber pakan ulat, tanaman murbei juga memiliki manfaat lain,yaitu sebagai
bahan obat-obatan, desinfektan dan anti asmatik. Manfaat tersebut terdapat
dalam berbagai bagian tanaman dari mulai daun, ranting, buah dan kulit.
Daun rasanya
pahit, manis, dingin dan masuk kedalam meridian paru dan hati. Khasiatnya
sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik),eluruh
kencing (diuretik ), mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik) dan memperjelas
penglihatan.
Buah rasanya
manis, dingin dan masuk ke dalam meridian jantung, hati danginjal. Fungsinya
memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif,
penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.
Kulit akar
rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam meridian paru. Khasiatnya sebagai
antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent).
Ranting rasanya
pahit, netral dan masuk ke dalam meridian hati.. Khasiatnya sebagai karminatif,
antipiretik, analgesik, antireumatik dan merangsang pembentukan kolateral.
a. Bentuk Tanaman
Tanaman
murbei berbentuk semak/ perdu, tingginya dapat mencapai 5 – 6 meter, tetapi
bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai 20-25 meter.
b. Batang
Batang
tanaman murbei warnanya bermacam-macam, tergantung speciesnya yaitu hijau,
hijau kecoklatan dan hijau agak kelabu. Percabangannya banyak dengan arah dapat
tegak, mendatar dan menggantung. Batang, cabang dan ranting tumbuh dari ketiak
daun dan berbentuk bulat.
c. Daun
Tanaman
murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daunsebelah
bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daun bermacam-macam, tergantung jenis dan
varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, ada yang berlekuk dan tidak
berlekuk. Tepi daun bergerigi dengan ujung daun meruncing atau membulat.
Permukaan daun ada halus mengkilap, ada juga yang kasab dan agak kasab.
d. Bunga dan Buah
Bunga murbei berumah satu
(monoecious) atau dua (dioecious). Bunga jantandan betina masing-masing tersusun
dalam untaian terpisah. Buah murbei merupakan buah majemuk yang berwarna hijau
pada waktu muda, berwarna kuning kemerahan pada waktu agak tua dan merah sampai
ungu kehitaman jika sudah tua.
e. Akar
Tanaman
murbei memiliki perakaran yang luas dan dalam. Tanaman yang berasal dari stek
perakarannya mampu tumbuh ke bawah mirip dengan akar tunggang hingga mencapai
ke dalaman 10 cm ± 15 cm dari permukaan tanah, sedangkan akar tanaman murbei
yang berumur tua mampu menembus kedalaman lebih dari 300 cm
II. 3. Teknik Budidaya Tanaman Murbei
Untuk
memperoleh produksi yang tinggi maka penanaman murbei harus memenuhi
tahap-tahap sebagai berikut, antara lain Lokasi penanaman harus memenuhi syarat
tumbuh, pengadaan bibit / persemaian, penanaman, pemupukan, pemberantasan HPT,
penyiangan, pengairan, pemangkasan.
a. Lokasi Penanaman
Lokasi
penanaman harus memenuhi persyaratan tanah dan iklim yang cocok untuk
tanaman murbei. Tanaman murbei dapat tumbuh di segala jenis tanah baik di
dataran rendah dan dataran tinggi. Namun
tetap perlu diperhatikan keadaan tanahnya agar tanaman murbei dapat
tumbuh subur. Syarat tumbuh bagi tanaman
murbei sebaiknya antara lain tempat 400-800 mdpl, curah hujan 2500 -
3000 mm per tahun, dan mendapat sinar matahari penuh. Prinsipnya tanaman murbei dapat tumbuh jika aerasi dan
drainase tanah baik (tidak tergenang), solum minimum 50 cm, unsur hara tercukupi, ph tanah optimal 6.5 - 7 dan
kelembaban udara cukup menunjang yaitu sekitar 65-85% dan suhu optimal 25 - 300C.
Tetapi umumnya tanaman murbei dapat tumbuh baik dengan suhu minimum 130C dan maksimum 380C.
b. Pengadaan bibit / persemaian.
Jenis yang telah dikembangkan dan ditanam secara
luas diIndonesia antara lain ; Morus alba, Morus nigra, Morus chatayana,
Morus kanva, Morus multicaulis. Pengadaan
bibit murbei dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Namun pada
umumnya pengembang biakan dilakukan secara vegetatif (stek) karena mudah,
praktis dan dalam jumlah yang besar secara cepat.
Stek
yang digunakan sebagai bibit adalah sebagai berikut :
- Panjang stek sekitar 20-25 cm, diameter 1-2
cm dan mempunyai ruas 3-4 ruas (buku).
- Stek diambil dari tanaman induk yang berumur
lebih dari 1 tahun.
- Batang / cabang untuk stek harus segar dan
sehat (bebas hama dan penyakit)
- Dipotong 45ยบ
Persemaian bibit murbei dapat dilakukan dengan cara
:
- Ditanam pada bedengan
Ukuran bedeng
persemaian yaitu lebar 100-125 cm dan panjang bedeng tergantung pada banyaknya
stek batang. Tanah bedeng dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm. Pencangkulan
sebaiknya dilakukan beberapa kali untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan
sisa-sisa gulma yang masih tertinggal. Tanah yang sudah gembur diberi pupuk kandang
sekitar 2 kg dan kapur per meter, selanjutnya tanah diratakan. Untuk mencegah adanya
serangga dan hama lainnya, dapat disebar insektisida (Furadan dengan dosis
25 gr per m2). Setelah itu tanah siap ditanami stek murbei. Stek ditanam secara
tegak atau agak miring dan bagian yang tertanam adalah sepanjang sekitar 4 cm. Jarak
tanam di bedengan adalah 10 x 20 cm. Stek siap dipindah ke lapangan sesudah 3
bulan.
- Pesemaian dengan polybag.
Polybag yang digunakan berukuran panjang 25-30 cm
dan lebar 15 cm. Polybag diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandang secukupnya
dan sedikit kapur. Agar drainase tanah baik maka tiap polybag sebaiknya dilubangi bagian bawahnya. Setelah itu media
tanam siap ditanami. Tiap 1 polybag ditanami 1 stek. Stek siap dipindah
ke lapangan sesudah 3 bulan. Pemeliharaan persemaian yang utama adalah menjaga
kelembaban dengan cara penyiraman setiap hari, pemupukan dengan pupuk NPK atau Urea (1 sdm /10 liter air untuk 1000 batang
4-5 hari sekali, untuk dibedengan 2 gr/tan) serta penyiangan gulma dan
pemberantasan HPT dengan cara disemprot dengan insektisida
c. Penanaman
Penanaman di lapangan dapat dilakukan dengan 3
sistem yaitu :
1. Sistem
lubang
- Jarak tanam yang umum dipakai yaitu 1 x 0.5
m, 1 x 0.4 m dan 0.5 x 0.5 m
- Lubang
tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 50 x 50 x 50 cm.
- Dasar
lubang diberi pupuk kandang/kompos 2-3 kg/lubang (kalau perlu ditambahkan 7 gr kapur/lubang).
- Saat penanaman polybag dirobek, bibit berupa
puteran dimasukkan dalam lubang kemudian
ditimbun dengan top soil dan ditekan.
2. Sistem rorak.
- Seperti penanaman pada tebu,
dibuat rorak dengan jarak 1 meter,
dengan ukuran rorak sedalam 50 cm den lebar 40 cm.
- Ajir
dipasang sepanjang rorakan dengan jarak 0.5 m atau 0.4 meter.
- Pemupukan diletakkan dalam rorak
dengan dosis sama seperti sistem lubang.
3. Sistem
pengolahan tanah secara keseluruhan.
- Tanah dibajak lalu digemburkan,
kemudian diberi pupuk 10-15 ton/ha dan
kapur 1.5 ton/ha, dicampur secara merata.
- Ukuran lubang tanam sama seperti pada sistem
lubang.
d. Pemupukan
Dilakukan
sesuai jadwal dan dosis yang direkomendasikan. Pemupukan dilakukan sebanyak 3
kali yaitu awal, pertengahan dan akhir musim hujan, juga dilakukan setelah
pemungutan daun dan seminggu setelah
pemangkasan. Juga pupuk kandang sebaiknya diberikan 10-15 ton/ha/tahun, pemberian
pupuk dengan dibenamkan di sekitar tanaman, lalu ditutup tanah (20 cm dari
pangkal batang).
e. Pemberantasan Hama / Penyakit.
Dilaksanakan
tepat waktu dengan dosis yang direkomendasikan. Jika terserang hama, penyemprotan
pestisida sebaiknya dilakukan 20 hari sebelum penggunaan daun sebagai pakan
ulat.
f. Pengairan dilaksanakan dengan kebutuhan.
Tanaman
murbei di daerah dengan curah hujan rendah perlu diairi karena tanaman murbei
tidak tahan terhadap kekeringan, sebaliknya di daerah curah hujan tinggi perlu
dibuat saluran drainase karena tanaman murbei tidak tahan tegenang air (
tanaman murbei sangat peka terhadap kekurangan zat asam). Pemberian pupuk hijau, seperti LCC (Leguminosae Cover
Crop) yaitu Crotalaria, Centrosema, Calapogonium dsb, dengan cara dibenamkan di sekitar tanaman murbei selain
menambah unsur N juga dapat mempertahankan
RH. Proses dekomposisi BO yang mengandung kadar air tinggi akan
membantu tanah dari kekeringan. Pengairan
sangat diperlukan terutama musim kemarau untuk menjaga produksi daun
tetap stabil.
g. Pemangkasan/pemanenan harus dilaksanakan
sesuai jadwal.
Pemangkasan
pohon dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru, menyeragamkan
pertumbuhan daun dan memudahkan pemanenan
daun. Tanaman murbei sudah dapat dimanfaatkan daunnya pada umur 6 bulan
setelah ditanam di lapangan. Pemangkasan pertama sebaiknya dilakukan pada umur
9-12 bulan dengan memotong cabang miring ke atas 45°, untuk pembentukan batang
tanaman sehingga kondisi tanaman kuat.
h. Pemanenan daun
Waktu
panen daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mencegah
kelayuan.
Proses panen daun tanaman murbei
dapat dilakukan berdasarkan :
- Daun untuk ulat kecil.
Ulat
kecil membutuhkan daun yang lunak yaitu daun muda (umur pangkas 1 bulan). Untuk
pemeliharaan ulat sutera dalam skala besar sebaiknya dibuat kebun khusus untuk
ulat kecil yang letaknya dekat dengan tempat pemeliharaan.
Daun murbei dapat diambil berdasarkan umur pangkasan, yaitu daun dari umur pangkasan 1 bulan dan daun muda pada murbei pangkasan 2-3 bulan (3 lbr
dari ujung atas).
- Daun untuk ulat besar
Penyediaan
daun untuk ulat besar dapat dilakukan pada
umur pangkas 2-3 bulan.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan.
a. Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis /
varietas murbei, tetapi yang dikenal ada
6 jenis yaitu :
- Morus cathayana.
- Morus alba
- Morus multicaulis.
- Morus nigra
- Morus australis
- Morus macruora
b. Ciri-ciri pohon murbei mempunyai percabangan
banyak. Daun tunggal, letak
berseling dan bertangkai dengan panjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk
jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya
hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah
tergantung kepada jenis murbei. Juga
warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam.
c. Penanaman
murbei dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu sistem lubang, Sistem rorak dan Sistem pengolahan tanah
secara keseluruhan.
III. 2. Saran
Sebaiknya
penanaman pohon murbei untuk budidaya ulat sutera menggunakan bibit yang dapat
memproduksi hijauan murbei yang tinggi sehingga untuk pakan ulat sutra pada
instar 1-5 tidak mengalami kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
- Anonymous. 2009. Murbei. http://www.
Iptek. net. id. Tanggal Akses 15-10-2012.
- Anonymous. 2002. Murbei Obat Dewa. http://www.
Suara Merdeka. Com. Tanggal Akses 15-10-2012.
Tanggal
Akses 16-10-2010.
- Asis. 2005. Kajian Komponen-Komponen Biaya dan
Keuntungan Usahatani Ulat Sutera dan
Usahatani Kakao di Desa Kessing Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Fakultas Pertanian dan
Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar