bintang jatuh

Rabu, 16 April 2014

Budidaya Tanaman Murbei

BUDIDAYA TANAMAN MURBEI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah pada Mata Kuliah Budidaya Tanaman Tahunan sebagai tugas tambahan dan merupakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah tersebut.
Adapun judul yang kami angkat pada kesempatan kali ini tentang Budidaya Tanaman Murbei. Sebagai bahan referensi kami untuk menyelesaikan makalah pada mata kuliah ini.
Ucapan terimakasih juga kami hanturkan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini. Dan kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pertanian di Indonesia dan menjadi bahan referensi bagi pembacanya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                      …………………………………………….................      ii
DAFTAR ISI                   ………..................……………………………………………….     iii
BAB. I.  PENDAHULUAN              ………….................…………………………………     1
I. 1.    Latar Belakang                ..........................…………………………………..     1
I. 2.    Rumusan Masalah               ....................…………………………………..     2
I. 3.    Tujuan            ...............…...................………………………………………     2
I. 4.    Manfaat                       ..............................................................................     2
BAB. II. PEMBAHASAN               …........................……………………………………..     3
II. 1.   Jenis-jenis Tanaman Murbei yang ada di Indonesia       ........................     3
II. 2.   Ciri-ciri dan Deskripsi Tanaman Murbei       ..............................................     4
II. 3.   Teknik Budidaya Tanaman Murbei          ......................................……….     6
BAB. III. PENUTUP               ......................………………………………………………   12
           III. 1.  Kesimpulan                ................…………………………………………….   12
           III. 2.  Saran                   ...................………………………………………………..   12
DAFTAR PUSTAKA                 ...........................................................................................   13



BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Budidaya tanaman murbei merupakan dasar dari persuteraan alam, karena budidaya murbei menghasilkan pakan ulat sutera. Budidaya tanaman murbei merupakan kegiatan usaha dari mulai pembibitan, persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen tanaman murbei yang dilakukan secara intensif dengan memperhatikan konservasi tanah dan air. Tujuannya adalah memproduksi daun murbei untuk pakan ulat sutera dengan produksi daun banyak dan kualitas nutrisi / gizi tinggi. Sistem penanaman yang dilakukan monokultur atau polikultur/ tumpang sari
Kondisi Pertanaman Murbei di lapangan antara lain : Tanaman kurang perawatan, Produksi daun rendah, dan Kualitas daun kurang optimal, sedangkan potensinya antara lain : Tanaman murbei harus dipelihara secara intensif, Produksi \ daun mampu mencapai 2 – 3 kg/tanaman/pangkasan dan Kualitas daun baik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha persuteraan alam salah satunya budidaya murbei. Budidaya murbei menghasilkan pakan yang mempengaruhi 38,2 % keberhasilan usaha pemeliharaan ulat sutera selain jenis ulat 4,2%, klimat: 37,0%, kualitas telur: 3,1%, teknik pemeliharaan ulat: 9,3% dan faktor lain: 8,2%
Tanaman murbei sering dibudidayakan dengan tujuan pemanfaatan daunnya untuk memenuhi kebutuhan pakan ulat sutera, namun lebih dari itu ternyata tanaman murbei merupakan tanaman obat herbal yang dapat dijadikan obat berbagai jenis penyakit. Maka tidak heran apabila banyak yang memberikan julukan seribu manfaat pada tanaman murbei ini. Tanaman murbei ini berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit seperti, jantung berdebar, sembelit, hepatitis, dan cacingan. Namun kali ini, penulis akan memfokuskan pada budidaya tanaman murbei untuk pakan ulat sutera.
Tanaman Murbei merupakan jenis tanaman yang digunakan dalam budiaya ulat sutera, dimana daun murbei merupakan pakan bagi ulat sutera. Banyak sekali para petani kesulitan dalam membudidayakan & bercocok tanam tanaman ini. Kali ini Penulis ingin berbagai ilmu dalam menerapkan teknik-teknik membudidayakan tanaman murbei.
I. 2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu:
a. Apa jenis-jenis tanaman murbei yang ada di Indonesia ?
b. Bagaimana ciri - ciri tanaman murbei ?
c.  Bagaimana teknik budidaya tanaman murbei ?
I. 3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu :
a. Mengetahui jenis-jenis murbei yang ada di Indonesia.
b. Mengetahui ciri ciri dari tanaman murbei
c.  Mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman murbei
I. 4. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Makalah ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat      secara umum.
b. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi petani dan instansi terkait tentang          Budidaya Tanaman Pala.

BAB. II
 PEMBAHASAN
II. 1. Jenis – jenis Tanaman Murbei yang ada di Indonesia
Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis/ varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis yaitu :
-     Morus cathayana
-     Morus alba
-     Morus multicaulis
-     Morus nigra
-     Morus australis
-     Morus macruora
Dari keenam jenis tersebut, jenis yang dianjurkan ditanam karena keunggulannya, baik produktivitas maupun kualitas daunnya adalah Morus cathayana, Morus alba, Morus multicaulis, Morus kanva (dari India), SHA 4 X LUN 109 (Cina), Morus multicaulis (Cina`2) dan Morus alba (Calafat). Jenis-jenis tersebut sudah beradaptasi cukup baik dengan kondisi lingkungan di Indonesia.
No
Varietas
Species
Negeri asal
Tinggi dpl
1
Kanva-2
M. bombycis
India
400 -1200
2
Cathayana
M. alba
Jepang
200 - 500
3
Multicaulis
M. multicaulis
Jepang
700 - 1200
4
Lembang
M. bombycis
Indonesia
200 - 500
5
Khunpai
M. bombycis
Tailand
300 - 500







II. 2. Ciri-ciri dan Deskripsi Tanaman Murbei
Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100m diatas permukaan laut dan memerlukan cukup sinar matahari. Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Tinggi pohon sekitar 9 meter dan mempunyai percabangan banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai dengan panjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei. Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam. Di India utara murbei dibiarkan tumbuh sebagai pohon di belakang rumah dengan tujuan untuk buah yang enak dan harum. Tanaman murbei disamping sebagai pakan ulat sutera juga sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan.
Murbei merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Selain sebagai sumber pakan ulat, tanaman murbei juga memiliki manfaat lain,yaitu sebagai bahan obat-obatan, desinfektan dan anti asmatik. Manfaat tersebut terdapat dalam berbagai bagian tanaman dari mulai daun, ranting, buah dan kulit.
Daun rasanya pahit, manis, dingin dan masuk kedalam meridian paru dan hati. Khasiatnya sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik),eluruh kencing (diuretik ), mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik) dan memperjelas penglihatan.
Buah rasanya manis, dingin dan masuk ke dalam meridian jantung, hati danginjal. Fungsinya memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.
Kulit akar rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam meridian paru. Khasiatnya sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent).
Ranting rasanya pahit, netral dan masuk ke dalam meridian hati.. Khasiatnya sebagai karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik dan merangsang pembentukan kolateral.
a.   Bentuk Tanaman
Tanaman murbei berbentuk semak/ perdu, tingginya dapat mencapai 5 – 6 meter, tetapi bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai 20-25 meter.
b.   Batang
Batang tanaman murbei warnanya bermacam-macam, tergantung speciesnya yaitu hijau, hijau kecoklatan dan hijau agak kelabu. Percabangannya banyak dengan arah dapat tegak, mendatar dan menggantung. Batang, cabang dan ranting tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat.
c.   Daun
Tanaman murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daunsebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daun bermacam-macam, tergantung jenis dan varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, ada yang berlekuk dan tidak berlekuk. Tepi daun bergerigi dengan ujung daun meruncing atau membulat. Permukaan daun ada halus mengkilap, ada juga yang kasab dan agak kasab.
d.   Bunga dan Buah
            Bunga murbei berumah satu (monoecious) atau dua (dioecious). Bunga jantandan betina masing-masing tersusun dalam untaian terpisah. Buah murbei merupakan buah majemuk yang berwarna hijau pada waktu muda, berwarna kuning kemerahan pada waktu agak tua dan merah sampai ungu kehitaman jika sudah tua.
e.   Akar
Tanaman murbei memiliki perakaran yang luas dan dalam. Tanaman yang berasal dari stek perakarannya mampu tumbuh ke bawah mirip dengan akar tunggang hingga mencapai ke dalaman 10 cm ± 15 cm dari permukaan tanah, sedangkan akar tanaman murbei yang berumur tua mampu menembus kedalaman lebih dari 300 cm
II. 3. Teknik Budidaya Tanaman Murbei
Untuk memperoleh produksi yang tinggi maka penanaman murbei harus memenuhi tahap-tahap sebagai berikut, antara lain Lokasi penanaman harus memenuhi syarat tumbuh, pengadaan bibit / persemaian, penanaman, pemupukan, pemberantasan HPT, penyiangan, pengairan, pemangkasan.
a.   Lokasi Penanaman
Lokasi penanaman harus memenuhi persyaratan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman murbei. Tanaman murbei dapat tumbuh di segala jenis tanah baik di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun tetap perlu diperhatikan keadaan tanahnya agar tanaman murbei dapat tumbuh subur. Syarat tumbuh bagi tanaman murbei sebaiknya antara lain tempat 400-800 mdpl, curah hujan 2500 - 3000 mm per tahun, dan mendapat sinar matahari penuh. Prinsipnya tanaman murbei dapat tumbuh jika aerasi dan drainase tanah baik (tidak tergenang), solum minimum 50 cm, unsur hara tercukupi, ph tanah optimal 6.5 - 7 dan kelembaban udara cukup menunjang yaitu sekitar 65-85% dan suhu optimal 25 - 300C. Tetapi umumnya tanaman murbei dapat tumbuh baik dengan suhu minimum 130C dan maksimum 380C.
b.   Pengadaan bibit / persemaian.
Jenis yang telah dikembangkan dan ditanam secara luas diIndonesia antara lain ; Morus alba, Morus nigra, Morus chatayana, Morus kanva, Morus multicaulis.  Pengadaan bibit murbei dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Namun pada umumnya pengembang biakan dilakukan secara vegetatif (stek) karena mudah, praktis dan dalam jumlah yang besar secara cepat.
Stek yang digunakan sebagai bibit adalah sebagai berikut :
-   Panjang stek sekitar 20-25 cm, diameter 1-2 cm dan mempunyai ruas 3-4      ruas (buku).
-   Stek diambil dari tanaman induk yang berumur lebih dari 1 tahun.
-   Batang / cabang untuk stek harus segar dan sehat (bebas hama dan                  penyakit)
-   Dipotong 45ยบ
Persemaian bibit murbei dapat dilakukan dengan cara :
-   Ditanam pada bedengan
Ukuran bedeng persemaian yaitu lebar 100-125 cm dan panjang bedeng tergantung pada banyaknya stek batang. Tanah bedeng dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm. Pencangkulan sebaiknya dilakukan beberapa kali untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan sisa-sisa gulma yang masih tertinggal. Tanah yang sudah gembur diberi pupuk kandang sekitar 2 kg dan kapur per meter, selanjutnya tanah diratakan. Untuk mencegah adanya serangga dan hama lainnya, dapat disebar insektisida (Furadan dengan dosis 25 gr per m2). Setelah itu tanah siap ditanami stek murbei. Stek ditanam secara tegak atau agak miring dan bagian yang tertanam adalah sepanjang sekitar 4 cm. Jarak tanam di bedengan adalah 10 x 20 cm. Stek siap dipindah ke lapangan sesudah 3 bulan.
-  Pesemaian dengan polybag.
Polybag yang digunakan berukuran panjang 25-30 cm dan lebar 15 cm. Polybag diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandang secukupnya dan sedikit kapur. Agar drainase tanah baik maka tiap polybag sebaiknya dilubangi bagian bawahnya. Setelah itu media tanam siap ditanami. Tiap 1 polybag ditanami 1 stek. Stek siap dipindah ke lapangan sesudah 3 bulan. Pemeliharaan persemaian yang utama adalah menjaga kelembaban dengan cara penyiraman setiap hari, pemupukan dengan pupuk NPK atau Urea (1 sdm /10 liter air untuk 1000 batang 4-5 hari sekali, untuk dibedengan 2 gr/tan) serta penyiangan gulma dan pemberantasan HPT dengan cara disemprot dengan insektisida
c.   Penanaman
Penanaman di lapangan dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu :
1. Sistem lubang
-   Jarak tanam yang umum dipakai yaitu 1 x 0.5 m, 1 x 0.4 m dan 0.5 x  0.5 m
-   Lubang tanam ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 50 x 50 x 50 cm.
-   Dasar lubang diberi pupuk kandang/kompos 2-3 kg/lubang          (kalau perlu ditambahkan 7 gr kapur/lubang).
-   Saat penanaman polybag dirobek, bibit berupa puteran dimasukkan          dalam lubang kemudian ditimbun dengan top soil dan ditekan. 
              2. Sistem rorak.
-  Seperti penanaman pada tebu, dibuat rorak dengan jarak 1          meter, dengan ukuran rorak sedalam 50 cm den lebar 40 cm.
-   Ajir dipasang sepanjang rorakan dengan jarak 0.5 m atau 0.4       meter.
-  Pemupukan diletakkan dalam rorak dengan dosis sama seperti    sistem lubang.
3. Sistem pengolahan tanah secara keseluruhan.
-  Tanah dibajak lalu digemburkan, kemudian diberi pupuk 10-15    ton/ha dan kapur 1.5 ton/ha, dicampur secara merata.
-   Ukuran lubang tanam sama seperti pada sistem lubang.
d.   Pemupukan
Dilakukan sesuai jadwal dan dosis yang direkomendasikan. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu awal, pertengahan dan akhir musim hujan, juga dilakukan setelah pemungutan daun dan seminggu setelah pemangkasan. Juga pupuk kandang sebaiknya diberikan 10-15 ton/ha/tahun, pemberian pupuk dengan dibenamkan di sekitar tanaman, lalu ditutup tanah (20 cm dari pangkal batang).
e.   Pemberantasan Hama / Penyakit.
Dilaksanakan tepat waktu dengan dosis yang direkomendasikan. Jika terserang hama, penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan 20 hari sebelum penggunaan daun sebagai pakan ulat.
f.    Pengairan dilaksanakan dengan kebutuhan.
Tanaman murbei di daerah dengan curah hujan rendah perlu diairi karena tanaman murbei tidak tahan terhadap kekeringan, sebaliknya di daerah curah hujan tinggi perlu dibuat saluran drainase karena tanaman murbei tidak tahan tegenang air ( tanaman murbei sangat peka terhadap kekurangan zat asam). Pemberian pupuk hijau, seperti LCC (Leguminosae Cover Crop) yaitu Crotalaria, Centrosema, Calapogonium dsb, dengan cara dibenamkan di sekitar tanaman murbei selain menambah unsur N juga dapat mempertahankan RH. Proses dekomposisi BO yang mengandung  kadar air tinggi akan membantu tanah dari kekeringan. Pengairan sangat diperlukan terutama musim kemarau untuk menjaga produksi daun tetap stabil.
g.   Pemangkasan/pemanenan harus dilaksanakan sesuai jadwal.
Pemangkasan pohon dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru, menyeragamkan pertumbuhan daun dan memudahkan pemanenan daun. Tanaman murbei sudah dapat dimanfaatkan daunnya pada umur 6 bulan setelah ditanam di lapangan. Pemangkasan pertama sebaiknya dilakukan pada umur 9-12 bulan dengan memotong cabang miring ke atas 45°, untuk pembentukan batang tanaman sehingga kondisi tanaman kuat.
h.   Pemanenan daun
Waktu panen daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mencegah kelayuan.
Proses panen daun tanaman murbei dapat dilakukan berdasarkan :
-     Daun untuk ulat kecil.
Ulat kecil membutuhkan daun yang lunak yaitu daun muda (umur pangkas 1 bulan). Untuk pemeliharaan ulat sutera dalam skala besar sebaiknya dibuat kebun khusus untuk ulat kecil yang letaknya dekat dengan tempat pemeliharaan. Daun murbei dapat diambil berdasarkan umur pangkasan, yaitu daun dari umur pangkasan 1 bulan dan daun muda pada murbei pangkasan 2-3 bulan (3 lbr dari ujung atas).
-     Daun untuk ulat besar
Penyediaan daun untuk ulat besar dapat dilakukan pada umur pangkas 2-3 bulan.

BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan.
a.   Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis / varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis yaitu :
      - Morus cathayana.
      - Morus alba
      - Morus multicaulis.
      - Morus nigra
      - Morus australis
      - Morus macruora
b.   Ciri-ciri pohon murbei mempunyai percabangan banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai dengan panjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei. Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam.
c.   Penanaman murbei dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu sistem lubang,      Sistem rorak dan Sistem pengolahan tanah secara keseluruhan.
III. 2. Saran
Sebaiknya penanaman pohon murbei untuk budidaya ulat sutera menggunakan bibit yang dapat memproduksi hijauan murbei yang tinggi sehingga untuk pakan ulat sutra pada instar 1-5 tidak mengalami kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA
-     Anonymous. 2009. Murbei. http://www. Iptek. net. id. Tanggal Akses 15-10-2012.
-     Anonymous. 2002. Murbei Obat Dewa. http://www. Suara Merdeka. Com. Tanggal Akses 15-10-2012.
-     Anonymous. 2010. Budidaya murbei. http://budidayamurbei.blogspot.com/.
      Tanggal Akses 16-10-2010.
-     Asis. 2005. Kajian Komponen-Komponen Biaya dan Keuntungan Usahatani Ulat       Sutera dan Usahatani Kakao di Desa Kessing Kecamatan Donri-Donri Kabupaten       Soppeng. Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar