DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………................. ii
DAFTAR ISI ………..................………………………………………………. iii
BAB. I.
PENDAHULUAN ………….................………………………………… 1
I. 1. Latar
Belakang ..........................………………………………….. 1
I. 2. Rumusan
Masalah ....................………………………………….. 2
I. 3. Tujuan ...............…...................……………………………………… 3
I. 4. Manfaat ............................................................................... 3
BAB. II. PEMBAHASAN …........................…………………………………….. 4
II. 1. Sekilas
Tentang Tanaman Pisang .................................................. 4
II. 2. Jenis-jenis
Tanaman Pisang Yang Biasa Dikonsumsi ....................... 6
II. 3. Manfaat
dan Jenis-jenis Olahan Tanaman Pisang ...............………. 10
II. 4. Prospek
Pasar Tanaman Pisang ..................................................... 14
II. 5. Potensi
dan Peluang Agribisnis Tanaman Pisang ............................ 15
II. 6. Analisis
dan Kelayakan Komoditas Pisang ........................................ 16
BAB. III. PENUTUP ......................……………………………………………… 17
III.
1. Kesimpulan ................……………………………………………. 17
III.
2. Saran ...................……………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
BAB.
I
PENDAHULUAN
I.
1. Latar belakang
Relatif
besarnya volume produksi nasional dan luas panen dibandingkan dengan komoditas
buah lainnya, menjadikan buah pisang merupakan tanaman unggulan di Indonesia.
Namun demikian pengelolaan pisang masih sebatas tanaman pekarangan atau
perkebunan rakyat yang kurang dikelola secara intensif.
Penanaman
pisang berskala besar telah dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau
Halmahera (Maluku Utara), Lampung, Mojokerto (Jawa Timur), dan beberapa tempat
lainnya, sehingga Indonesia pernah mengekspor pisang dengan volume mencapai
lebih dari 100.000 ton pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya
volume ekspor tersebut terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun
2004 yaitu hanya 27 ton. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebetulnya Indonesia
mempunyai peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang pada
tahun-tahun mendatang. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan lahan yang cukup
luas di Kalimantan, Papua, kepulauan Maluku, Sulawesi dan Sumatera; Iklim yang
mendukung; keragaman varietas yang cukup tinggi; sumber daya manusia serta
inovasi teknologi untuk pengelolaan tanaman pisang.
Meningkatnya
jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan
diharapkan dapat meningkatkan konsumsi buah pisang secara nasional, sehingga
kebutuhan buah pisang akan terus meningkat, maka perlu dilakukan pengembangan
pisang baik secara intensifikasi maupun secara ekstensifikasi. Pengembangan
pisang berskala kebun rakyat dan besar akan membuka peluang agribisnis hulu,
seperti industri perbenihan dan industri peralatan mekanisasi pertanian, yang
tentunya akan membuka kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Selain sebagai
buah yang dimakan segar, pisang juga dapat diolah baik untuk skala rumah tangga
seperti keripik, getuk dan sale, maupun industri berskala besar seperti tepung,
puree dan jam, yang dapat merangsang tumbuhnya agribisnis hilir. Agribisnis
hilir akan berkembang dengan cara memberdayakan industri pengolahan skala
keluarga (home industry) dan menengah maupun skala besar (investor dalam
dan luar negeri).
Dengan
berkembangnya pisang di Indonesia, diharapkan akan meningkatkan konsumsi dan
ekspor buah pisang baik untuk segar maupun olahan. Agar produk pisang Indonesia
dapat bersaing dan diterima oleh negara-negara pengimpor, maka dalam sistem
pengelolaan pisang mulai dari hulu sampai hilir harus mengacu pada norma-norma
pengelolaan yang baik seperti Good Agriculture Practices (GAP),
Integrated Pest Management (IPM) dan prinsip Hazard Analysis Critical
Point (HACCP).
Pengembangan
pisang di Indonesia tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya investor
baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu gambaran tentang
investasi dan disertai informasi daerah pengembangan ke depan perlu diberikan dan
tentunya harus didukung dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana
pendukung seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi dan sarana pasar.
I. 2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas,
yang menjadi
permasalahan dalam makalah ini
yaitu:
- Apa itu tanaman pisang ?
- Jenis – jenis Tanaman Pisang yang
biasa dikonsumsi
- Manfaat dan Jenis-jenis Olahan
dari Tanaman Pisang
- Bagaimana Prospek Pasar Tanaman
Pisang ?
- Bagaimana Potensi
dan Peluang Agribisnis Tanaman Pisang ?
- Bagaimana cara menganalisis
Kelayakan Komoditas Pisang ?
I. 3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu :
- Mengetahui sekilas tentang tanaman pisang ?
- Mengetahui
Jenis – jenis Tanaman Pisang yang biasa dikonsumsi
- Mengetahui
Manfaat dan Jenis-jenis Olahan dari Tanaman Pisang
- Agar
mengetahui Prospek Pasar Tanaman Pisang ?
- Agar
mengetahui Potensi
dan Peluang Agribisnis Tanaman Pisang ?
- Mengetahui cara menganalisis
Kelayakan Komoditas Pisang ?
I. 4. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Makalah ini diharapkan
menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat secara umum.
2. Dapat memberikan informasi ilmiah
bagi petani dan instansi terkait tentang potensi/prospek
agribisnis buah markisa.
BAB.
II
PEMBAHASAN
II.
1. Sekilas Tentang Tanaman Pisang
A. Sejarah singkat
tentang tanaman pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari
kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang adalah buah
yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga
karbohidrat.
Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan
tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi
dan daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan
pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara
tropis yang memasok pisang segar / kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura,
Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai ekspor
tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.
B. Botani dan Klasifikasi
dan Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
● Botani
Famili
Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan
Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan yaitu Rhodochlamys,
Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan
jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang
yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa
acuminata dan Musa balbisiana. Tanaman pisang merupakan
tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah
Indo-Malaya.
Tanaman
pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang
tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan
pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman
bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang
disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol
yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya
tidak berbiji/bersifat partenokarpi.
● Klasifikasi
- Divisi :
Spermatophyta
- Sub divisi :
Angiospermae
- Kelas :
Monocotyledonae
- Keluarga :
Musaceae
- Genus :
Musa
- Spesies :
Musa spp.
● Syarat
tumbuh
Tanaman
pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi
tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang
yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada
ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada
pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 25 o -
27 o C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.
II. 2. Jenis- Jenis Tanaman Pisang
Yang Biasa diKonsumsi
Jenis-jenis pisang yang biasa dikonsumsi, yaitu :
a. Pisang Ambon Kuning
Pisang Ambon
Kuning cocok untuk hidangan buah segar, memiliki ukuran buah lebih besar
daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan
warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih
kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya
harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir
berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg.
b. Pisang Ambon Lumut
Pisang
Ambon Lumut cocok untuk hidangan buah segar. Kulit buah berwarna
hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon
kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya
sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan
rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan
berat 15 – 18 kg.
c. Pisang Ambon Putih
Pisang
Ambon Putih cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah lebih besar
daripada pisang ambon lumut. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning
keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa
agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir
dengan berat 15-25 kg.
d. Pisang Barangan
Pisang Barangan
cocok untuk hidangan buah segar. Pisang Barangan terdiri dari 2
jenis, yaitu pisang barang yang berwarna kemerah-merahan dan yang berwarna
kuning. Pisang Barangan yang berwarna kemerah-merahan memiliki
daging buah yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih
harum daripada yang berwarna kuning. Dalam satu tandan terdapat 5-12
sisir degang berat 9-20 kg.
e. Pisang Raja
Pisang Raja
cocok untuk hidangan buah segar maupun olahan. Kulit buah tebal dan
berwarna kuning berbintik hitam pada buah yang telah masak. Ukuran
buah cukup besar dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging
buah yang telah matang berwarna kuning kemerahan bila dimakan terasa legit dan
manis dengan aroma harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9
sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16
kg. Bunga muncul 14 bulan sejak anakan dan buah akan masak 5,5 bulan
kemudian.
f. Pisang Kepok
Pisang Kepok
cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok yang lebih dikenal
adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging buah sama
seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yag
kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hiaju kekuningan pada buah
yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak daripada pisang kepok
putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir
berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.
g. Pisang Tanduk
Pisang Tanduk
cocok untuk makanan olahan. Buahnya berukuran besar dengan panjang lebih dari
20 cm. Kulit buah tebal dan berwarna kuning kemerahan berbintik
hitam. Daging buah yang sudah matang berwarna putih
kemerahan. Dalam satu tandan terdapat hanya sekitar 1-3 sisir (satu
sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.
h. Pisang Badak
Kulit buah agak
tebal, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah berwarna puith
kekuningan. Rasa buah manis agak asam dengan aroma kurang
harum. Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dengan berat per tandan
mencapai 14 – 18 kg.
i Pisang Nangka
Pisang Nangka
cocok untuk makanan olahan. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15
cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang
(buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna
kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma
harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan
11-14 kg.
j. Pisang Mas
Pisang
Mas cocok untuk hidangan buah segar. Buah berukuran kecil-kecil
dengan diameter 3-4 cm. Kulit buah tipis dengan warna kuning cerah
pada buah yang masak. Daging buah lunak, rasanya sangat manis dan
aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir (satu sisir
dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.
k. Pisang Susu
Pisang
Susu cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah kecil hampir sama
dengan pisang mas. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik
hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis,
lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir
(satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.
l. Pisang Cavendish
Pisang
Cavendish cocok untuk hidangan buah segar. Dari 36 subkultivar
pisang cavendish hanya beberapa subkultivar yang telah diusahakan sebagai
tanaman perkebunan, yaitu :
- Grain
Naine, berasal dari Perancis. Bentuk buah silindris dari atas ke bawah membentuk
kerucut. Setiap tandap terdiri dari 12 sisir(satu sisir terdiri dari 24-36 buah) dengan
bobot 45-65 kg. Jarak antar sisir cukup longgar sehingga jumlah buah yang salah bentuk tidak banyak.
- Petit
Naine, berasal dari Perancis. Buah berukuran kecil dan cukup ringan. Rasanya kurang
manis. Jarak antar sisir cukup dekat sehingga banyak buah yang salah bentuk.
- Omalag,
berasal dari Filipina. Buah di tandan bagian atas berukuran relatif besar selanjutnya makin ke
bawah makin mengecil. Jarak antar sisir
berdekatan.
- William,
berasal dari Australia. Dibedakan menjadi dua, yaitu william tall dan william small. Ukuran buah
relatif seragam dengan kulit buah tipis berwarna
kuning kehijauan ketika matang. Jarak antar sisir cukup jauh. Bobot buah per
tandan 35-50 kg.
- Valery,
berasal dari Amerika Tengah. Bentuk buah cukup bagus karena jarak antar sisir relatif
jauh. Setiap tandan terdiri dari 14-20 sisir dengan bobot per tandan 35-50 kg.
II. 3. Manfaat dan Jenis-jenis
Olahan Tanaman Pisang
A. Manfaat
- Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang
merupakan sumber vitamin, mineral dan
juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat
dimanfaatkan untuk membuat cuka
melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.
Kandungan Gizi :
Kandungan gizi
yang terdapat dalam buah pisang cukup tinggi. Nilai gizi yang
terdapat tiap 100 g buah pisang adalah kalori sebesar 79 kal, protein 1.2 g,
lemak 0.2 g, kalsium 8.0 g, besi 0.5 mg, vitamin A 1.0 mg, vitamin C 10 mg dan
vitamin B 0.08 mg.
- Batang pisang abaca diolah menjadi serat
untuk pakaian, kertas dsb. Batang
pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba,
kambing) pada saat musim kemarau dimana
rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri
dan pendarahan usus besar sedangkan
air batang pisang digunakan sebagai obat
sakit kencing dan penawar racun.
B. Jenis-jenis olahan dari tanaman pisang
Buah pisang
tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan segar namun juga dikonsumsi dalam bentuk
olahan. Buah pisang dapat diproses menjadi tepung pisang, pure, bir,
cuka, kripik, sale, dodol, dan saus.
Tanaman pisang
termasuk tanaman yang serbaguna. Selain buahnya, bagian lainnya juga
dapat dimanfaatkan. Bonggol pisang dapat dijadikan soda sebagai
bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan sebagai
pengahsil serat bahan baku kain dan makanan ternak. Daun pisang
banyak digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional.
Contoh jenis-jenis olahan dari
tanaman pisang :
1. Bonggol pisang untuk obat
dan makanan
Air bonggol pisang kepok dan klutuk juga
diketahui dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, pendarahan
usus, obat kumur serta untuk memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut.
Sedangkan untuk makanan, bonggol pisang dapat diolah menjadi penganan, seperti
urap dan lalapan
2. Cuka Kulit
Pisang
Mula-mula kumpulkan kulit pisang sebanyak 100 kg dan
lakukan proses produksi selama 4-5 minggu. Kebutuhan bahan-bahan lain mencakup :
20 kg gula pasir, 120 gr ammonium sulfit (NH4)2S03, 0,5 kg ragi roti
(Saccharomyces cerevisiae) dan 25 liter induk cuka (Acetobacter aceti).
Cara rnembuatnya, kulit pisang dipotong-potong atau
dicacah, lalu direbus dengan air sebanyak 150 liter. Saring dengan kain dalam
stoples. Berdasarkan uji lapangan, bahan awal kulit pisang yang direbus itu
akan menghasilkan cairan kulit pisang kira-kira 135 liter, bagian yang hilang
7,5 kg, dan sisa bahan padat sekitar 112,5 kg.
Setelah disaring ke stoples, cairan kulit pisang ini
perlu ditambah ammonium sulfit dan gula pasir. Langkah berikut, didinginkan dan
tambahkan ragi roti. Biarkan fermentasi berlangsung satu minggu. Hasilnya
disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dan
disaring menjadi 130 liter larutan beralkohol, dan lima liter produk yang tidak
terpakai. Pada larutan beralkohol itu ditambahkan induk cuka, dan biarkan
fermentasi berlangsung selama tiga minggu.
Selanjutnya, hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan. Nah, dalam kondisi masih panas, cuka pisang dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalam temperatur kamar. Jika dihitung, dari 100 kg kulit pisang akan diperoleh sekitar 120 liter cuka pisang.
Selanjutnya, hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan. Nah, dalam kondisi masih panas, cuka pisang dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalam temperatur kamar. Jika dihitung, dari 100 kg kulit pisang akan diperoleh sekitar 120 liter cuka pisang.
3. Roti dari Kulit
Pisang
Kulit pisang kerap dibuang begitu saja di sembarang
tempat. Namun setelah diteliti terbukti kulit pisang memang tak bisa dianggap
barang remeh. Karena ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein
dan juga lemak yang cukup. Dari kulitnya ini dibuat roti. Hal ini merupakan hal
baru setelah sebelumnya pembuatan roti menggunakan kulit nangka.
4. Dendeng Jantung
Pisang
Salah satu makanan olahan dari bagian
tanaman pisang adalah dendeng jantung pisang. Untuk membuat dendeng jantung
pisang perlu disiapkan sejumlah bahan, meliputi empat buah jantung pisang, satu
sendok makan ketumbar, 50 gr ikan teri, 10 siung bawang merah, dan empat siung
bawang putih. Sedangkan kebutuhan peralatan terdiri atas pisau, kukusan,
penumbuk, dan tampah.
Cara membuatnya, ambil jantung pisang
yang masih segar. Buang kelopak bagian luar hingga tampak kelopak dalamnya
berwarna putih kemerah-merahan. Jantung pisang tersebut direbus sampai lunak,
lalu ditumbuk sampai halus. Selanjutnya, bumbu-bumbu ditumbuk lalu dimasak
dalam wajan. Setelah itu, tumbukan jantung pisang dimasukkan ke dalam wajan
berisi bumbu. Diaduk-aduk sampai merata, lalu tambahkan gula merah. Jika sudah
masak, silakan diangkat dan segera dicetak di atas tampah. Jadilah dendeng
jantung pisang yang telah dicetak. Dendeng tersebut dijemur selama 2-3 hari
hingga kering. Lantas, digoreng hingga masak, dan akhirnya dikemas dalam kantong
plastik.
5. Keripik Bonggol
Pisang
Kebutuhan bahan untuk membuat keripik
bonggol pisang terdiri atas bonggol pisang, natrium bisulfit, garam, bawang
merah, bawang putih, minyak goreng, merica, dan air. Sedangkan piranti yang
mesti disiapkan adalah pisau, baskom, wajan, ember, kompor, talenan, dan alat
penunjang lainnya.
Cara membuatnya, ambil bonggol pisang lalu
kupas kulit luarnya dan dicuci dengan air bersih. Bonggol diiris menjadi
irisan-irisan tipis sekitar 0,5 cm. Irisan bonggol direndam dalam larutan
natrium bisulfit satu persen selama 2-3 menit ( Pedomannya : 1 gram natrium
bisulfit dicairkan ke dalam 1 liter air ). Setelah direndam, irisan bonggol
ditiriskan. Selanjutnya, bumbu-bumbu ditumbuk sampai halus, lalu dimasukkan ke
dalam baskom dan tambahkan sedikit air. Rendam irisan bonggol dalam baskom yang
berisi bumbu, lalu diaduk sampai rata, dan biarkan sekitar 5-10 menit agar
bumbunya meresap. Irisan bonggol yang telah dibumbui itu digoreng, sambil
dibolak-balik hingga kematangan merata. Angkat dan tiriskan. Akhirnya, jadilah
keripik bonggol pisang yang dikemas dalam kantong plastik.
II.
4. Prospek Pasar Tanaman Pisang
Produksi pisang Indonesia cenderung meningkat serta
konsumsi meningkat pula. Namun, laju pertumbuhan konsumsi yang sedikit lebih
rendah bila dibandingkan dengan laju peningkatan jumlah produksi. Hal ini
diduga akibat makin banyaknya pisang ekspor dan makin beragamnya jenis buah
lain baik lokal mapun impor.
Di Indonesia, pisang menduduki tempat pertama diantara
jenis buah-buahan lainnya, baik dari sisi sebaran, luas pertanaman, maupun dari
sisi produksinya. Namun demikian, secara umum produktivitas pisang yang
dikembangkan masyarakat masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 10-15 ton/ha.
Padahal, potensi produktivitasnya bisa mencapai 35-40 ton/ha. Kesenjangan
produktivitas tersebut terutama disebabkan karena teknik budidaya yang tidak
tepat dan tingginya gangguan hama dan penyakit, terutama oleh serangan dua
penyakit paling berbahaya dan mematikan, yaitu layu bakteri atau penyakit darah
dan penyakit layu fusarium.
Peluang pengembangan agribisnis komoditas pisang masih
terbuka luas. Untuk keberhasilan usahatani pisang, selain penerapan teknologi,
penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. Varietas
unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan terhadap hama dan
penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi, serta mempunyai kualitas
buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.
Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita
yang cukup tinggi akan mendorong permintaan pisang.hal ini menunjukan bahwa
pasar dalam negeri memiliki prospek cerah dalam pengembangan pisang. Harga
pisang ditingkat produsen terus meningkat,sementara harga ekspor cenderung
fluktuatif mengikuti situasi perdagangan dunia. Perkembangan produksi dan
ekspor pisang dunia ternyata sedikit lebih rendah jika dibandingkan impor dan
konsumsinya. Negara produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador, Kosta Rika, Panama,
Filipina dan Indonesia.
Negara Importir pisang terbesar di dunia adalah Amerika,
Jepang dan Uni Eropa. Dibandingkan dengan tahu-tahun sebelumnya pangsa impor
negara-negara importir terus meningkat, Hal ini merupakan peluang pasar bagi
Indonesia.
II.
5. Potensi dan Peluang Agribisnis Tanaman Pisang
Produksi pisang di Indonesia sebagian besar masih ada di
pulau Jawa, diluar itu ada Sulawesi Selatan dan Lampung. Indonesia mempunyai
potensi sumber daya lahan yang sangat besar untuk pengembangan agribisnis
Pisang yaitu 2,8 juta ha yang tergolong mempunyai potensi cukup tinggi dan 0.8
juta ha tergolong sedang. Dengan demikian Indonesia mempunyai potensi lahan
yang sesuai dengan pengembangan pisang seluas 3,6 juta ha. Lahan-lahan tersebut
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu penghasil Pisang terbesar adalah
Jawa Tengah, namun belum tergarap secara optimal, serah dengan kebijakan
pembangunan pertanian dengan pendekatan sistem agribisnis maka pengembangan
Pisang dilakukan dengan pendekatan spesifikasi lokasi.
II.
6. Analisis Kelayakan Komoditas Pisang
Perhitungan analisis agribisnis Pisang dilakukan pada
skala 1 ha, dilakukan untuk menanam pisang dibutuhkan biaya Rp.8.260.000 selama
4 tahun. Biaya tersebut terdiri dari :
- Biaya
tetap/biaya investasi Rp.1.120..000 yang meliputi biaya sewa lahan ( bila lahan tidak sewa akan lebih murah
) dan pembelian alat pertanian kecil,
dan
- Biaya tidak
tetap / biaya operasional Rp.7.140.000 yang meliputi pembelian benih, pupuk, pestisida serta biaya tenaga
kerja untuk pengelolaan lahan, pemeliharaan
dan panen.
Tanaman Pisang mulai berproduksi pada
umur 12 bulan sebanyak 750 tandan per ha dengan berat rata-rata 30 kg. Panen
kedua, ketiga dan keempat masing-masing 1500 tandan/ha dengan selang waktu
panen 8 bulan.
Setelah panen keempat tanaman pisang dibongkar dengan asumsi produk layak jual hanya 25 % dari total produksi dan harga jual sebesar Rp.4000/tandan, maka penerimaan petani pisang ( selama 4 tahun ) Rp.13.500.000 dengan total biaya Rp.8.260.000. Maka pendapatan petani pisang selama 4 tahun Rp.4.021.125 (pendapatan setelah pajak PPN 10%) atau pendapatan rata-rata per tahun Rp.1.340.37
Setelah panen keempat tanaman pisang dibongkar dengan asumsi produk layak jual hanya 25 % dari total produksi dan harga jual sebesar Rp.4000/tandan, maka penerimaan petani pisang ( selama 4 tahun ) Rp.13.500.000 dengan total biaya Rp.8.260.000. Maka pendapatan petani pisang selama 4 tahun Rp.4.021.125 (pendapatan setelah pajak PPN 10%) atau pendapatan rata-rata per tahun Rp.1.340.37
BAB. III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
a. Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan
tanaman pisang. Pusat produksi
pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon.
b. Jenis-jenis pisang yang biasa dikonsumsi, yaitu :
- Pisang Ambon Kuning -
Pisang Ambon Lumut
- Pisang Ambon Putih -
Pisang Barangan
- Pisang Raja -
Pisang Kepok
- Pisang Tanduk - Pisang Badak
- Pisang Nangka - Pisang Mas
- Pisang Susu - Pisang
Cavendish
c. Peluang pengembangan
agribisnis komoditas pisang masih terbuka luas. Untuk keberhasilan usahatani
pisang, selain penerapan teknologi, penggunaan
varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. Varietas unggul yang dimaksud adalah
varietas yang toleran atau tahan terhadap
hama dan penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi, serta
mempunyai kualitas buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.
III.
2. Saran
Penyusun berharap kepada
pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ”Prospek
Pengembangan Tanaman Hortikultura (Pisang)“ sebagai motivasi dan menjadi
referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor
pertanian. Akhirnya penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang
kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. C.V.
Sinar Baru. Bandung
- Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman
Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.
- Stover, R.H & N.W. Simmonads. 1993.
Banana. Tropical Agriculture Series. Longman Scientific ang Technical. New
York.
- Hendro Soenarjono. 1998. Teknik Memanen Buah
Pisang agar Berkualitas Baik. Trubus
no. 341.
Searching
web :
- Anonymous. 2011. Budidaya Tanaman Pisang. http://tipspetani.blogspot.com. Tanggal
Akses 10-04-2014, pukul : 22.15 wita.
- Fitri Utami Hasan. 2012. Potensi dan Prospek Tanaman Hortikultura.
http://fitriutamihasan.blogspot.com/. Tanggal Akses 10-04-2014, pukul
22.30 wita.
- Anonymous. Special Komoditas b3 pisang. http://www.litbang.deptan.go.id/. Tanggal
Akses 10-04-2014, pukul 23.45 wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar