KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyusun artikel pada Mata Kuliah Aplikasi Komputer dan Internet
sebagai tugas tambahan dan merupakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam
menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah tersebut.
Adapun judul yang kami
angkat pada kesempatan kali ini tentang Perkembangan Teknologi Pertanian.
Sebagai bahan referensi kami untuk menyelesaikan artikel pada mata kuliah ini.
Ucapan
terimakasih juga kami hanturkan kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyelesaian artikel ini. Dan kami sadar bahwa artikel ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat kami
harapkan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pertanian di
Indonesia dan menjadi bahan referensi bagi pembacanya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………............................. iii
DAFTAR ISI ………..................………………………………….....…………. iv
BAB. I.
PENDAHULUAN ………….................……………….………………… 1
I. 1. Latar
Belakang ..........................………………...……………….. 1
I. 2. Rumusan
Masalah ....................………………….……………….. 2
I. 3. Tujuan ...............…...................……………………………………… 2
I. 4. Manfaat ............................................................................... 2
BAB. II. PEMBAHASAN …........................….………………………………….. 3
II. 1. Sejarah
Perkembangan Teknologi di Indonesia ................................. 3
II. 2. Dampak
Perkembangan Teknologi ............................................... 5
II. 3. Peran
teknologi dalam pembangunan pertanian ....................………. 8
II. 4. Jenis
– jenis Teknologi Pertanian .................................................. 12
BAB. III. PENUTUP ......................………………………….…………………… 16
III.
1. Kesimpulan ................……………………………………………. 16
III.
2. Saran ...................……………………..……………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
BAB.
I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Teknologi
pertanian pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan
pertanian atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu penerapan
prinsip-prinsip matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber daya
pertanian dan sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan
manusia.
Dengan akalnya, manusia mampu menciptakan berbagai
keragaman teknologi yang mereka ciptakan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidup sehari – hari. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan
fisik yang cukup besar, jarak waktu yang lama kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat-perangakat mesin, seperti computer, kendaraan,
handphone, dan lain sebagainya. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. IPTEK pada satu sisi telah
membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Namun
disisi lain, teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi
kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan oleh manusia akibat perkembangan
teknologi ini disebabkan adanya kekhawatiran akan adanya penyalahgunaannya oleh
orang yang tidak bertanggung jawab, Faktanya tidak dipungkiri lagi IPTEK
dikembangkan setiap waktu dan banyak pula pengaruhnya, baik yang positif maupun
negatif.
Ilmu
pertanian dan perkembangan teknologi sangatlah tidak dapat dipisahkan untuk
zaman sekarang ini. Keduanya jalan bersamaan dalam proses pemenuhan kebutuhan
hidup dan peningkatan kesejahtareaan manusia melalui ketahanan pangan dan
produk-produk sandang dan papan. Ilmu dan teknoogi pertanian secara luas
mencakup berbagai penerapan ilmu yang terfokus pada budidaya, pemeliharaan,
pemanenan, peningkatan mutu hasil panen, penanganan, pengelolaan dan pengamanan
hasil, dan pemasaran hasil sebagai objek formal ilmu pertanian tersebut.
I. 2. Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas,
yang menjadi
permasalahan dalam makalah ini
yaitu:
- Sejarah perkembangan teknologi
pertanian di Indonesia.
- Dampak perkembangan teknologi
- Peran teknologi dalam pembangunan
pertanian
- Jenis – jenis teknologi pertanian.
I. 3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu :
- Untuk mengetahui sejarah
perkembangan teknologi pertanian di Indonesia
- Untuk mengetahui dampak
perkembangan teknologi
- Untuk mengetahui peran teknologi
dalam pembangunan pertanian
- Untuk mengetahui jenis – jenis
teknologi pertanian
I. 4. Manfaat
Dengan artikel ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Artikel ini diharapkan
menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat secara umum.
2. Dapat memberikan informasi ilmiah
bagi petani dan instansi terkait tentang perkembangan
teknologi pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Sejarah Perkembangan
Teknologi Pertanian di Indonesia
Sebelum
membahas masalah dan perkembangan teknologi pertanian di Indonesia, perlu
diketahui terlebih dahulu perkembangan pertanian di Indonesia yang di dalamnya
diterapkan teknologi pertanian baik teknologi sederhana maupun sudah sampai
teknologi mutakhir.
Sejarah adanya
teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah Indonesia
itu sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I diduduki oleh kolonial
Belanda menjadi ‘tempat’ pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam hal
pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk melaksanakan progamnya, pemerintah Hindia
Belanda yang sebelumnya mendatangkan tenaga ahli pertanian, karena adanya
peperangan, mereka mendapatan kesulitan untuk terus mengirim tenaga ahli dari
Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian mereka membangun
sekolah-sekolah pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga ahli di bidang
pertanian. Mulai dari sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang di
Indonesia.
Setelah
merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tak
terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak Pelita I tahun
1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan pertanian. Pada saat
itu juga telah ada lembaga yang bertugas dalam melakukan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknik seperti lembaga penelitian pemerintah non-departemen
dibawah koordinasi kemenristek. Namun pada saat itu, yang menjadi kendala dalam
pengembangan teknologi pertanian yaitu kurang terfokusnya penelitian, kurangnya
dana, dan keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh konsentrasi pada
penelitian tersebut.
Pada tahun
60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian khususnya beras
dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal Swasembada Beras,
Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui program tersebut
dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih unggul, pupuk buatan atau
pupuk kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu ditumbuhkan kesatuan petani
untuk bercocok tanam secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk
mempermudah komunikasi antar petani dan pembinaannya (BPLPP, 1978; Tim Faperta
IPB, 1992).
Pertanian,
khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975. Pertanian tersebut
terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi pertanian yang
menghasilkan bibit. Generasi II yaitu generasi penghasil komoditas pertanian.
Generasi III yaitu generasi yang meningkatkan nilai tambah hasil pertanian atau
dengan kata lain agroindustri. Ketiga generasi tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri karena ketiganya saling mendukung.
Revolusi Hijau
yang kemudian dilakukan Pemerintah Republik Indonesia tersebut demi tercapainya
ketahanan pangan secara tetap tidak sesuai dengan cita-cita. Indonesia hanya
mampu menjadi negara yang berswasembada pangan selama lima tahun yakni dari
1984 sampai 1989. Selain itu, kesenjangan ekonomi dan sosial juga menjadi
dampaknya. Kesenjangan terjadi di antara petani kaya dengan petani miskin,
serta penyelenggara negara tingkat pedesaan. Sistem ini dinilai hanya
menguntungkan nasib petani kaya pedesaan dan petinggi pemerintahan tingkat desa
saja sedangkan petani miskin tidak merasakan keuntungannya. Antiklimaks pun
terjadi. Kerusakan ekologi menjadi tidak terhindarkan karena pemakaian
pestisida yang terlampau sering dan banyak yang menjadikan hama kebal terhadap
pestisida sehingga hama-hama tersebut merusak produksi pertanian. Produksi
pertanian pun perlahan-lahan anjlok.
Dari kejadian
tersebut dapat dikatakan, walaupun hanya selama lima tahun dalam meningkatkan
produksi pangan (swasembada), peran teknologi sangat terlihat dan terasa.
Bagaimanapun juga Indonesia pernah menerapkan teknologi yang membawa Indonesia
pada swasembada pangan. Hanya saja sistem yang bekerja tidak didukung dengan
pemahaman yang lebih para pelaku kegiatan tani ini mengenai teknologi yang
dialihteknologikan dan diterapkan sehingga berdampak yang kurang baik bagi
ekosistem dengan beragam efek sampingnya di masa Revolusi Hijau tersebut.
Sekarang
seiring berkembangnya teknologi yang lebih mutakhir tidak menutup kemungkinan
bahwa Indonesia dapat mengulang prestasinya (swasembada pangan) dengan
mengeliminasi sebanyak mungkin dampak-dampak negatifnya. Terlebih lagi sekarang
ini pertanian tidak hanya dapat dilakukan dilahan luas untuk komoditas tertentu
seperti buah-buahan dan sayur-mayur. Teknologi green house, kultur
jaringan, nanoteknologi, dan tanam gantung dapat dijadikan alternatif.
Sedangkan untuk pangan pokok, selain meningkatkan mutu padi atau beras melalui
bibit unggul, dilakukan pula divesifikasi pangan dengan mengolah umbi-umbian
dan serealia menjadi makanan penghasil energi tubuh pengganti nasi.
Itulah
sejarah singkat bagaimana teknologi pertanian muncul di Indonesia dan berperan
bagi pertanian Indonesia. Kita perlu mengambil pelajaran dari terjadinya
Revolusi Hijau dan swasembada pangan yang dilakukan Indonesia dahulu. Teknologi
terus berkembang, pertanian terus berlangsung, pengembangan keduanya pun harus
selalu disinkronisasikan agar pertanian yang kita perjuangkan ini dapat meraih
cita-cita ketahanan pangan Indonesia serta menyejahterakan bangsa Indonesia.
II.
2. Dampak Perkembangan Teknologi
Di era
globalisasi pada masa sekarang ini, memaksa kita khususnya masayarakat Indonesia
untuk bisa mengenal dan memahami berbagai perkembangan teknologi, namun
demikian tidak sedikit dari kita yang serba ketinggalan dengan perkembangan teknologi.
Secara jangka panjang, perkembangan teknologi memberikan arti yang sangat
positif, namun di sisi lain tidak sedikit pula yang membawa dampak negatif.
a. Dampak Positif perkembangan teknologi
1. Memberikan berbagai kemudahan
Maksudnya
adalah bahwa perkembangan teknologi mampu membantu manusia dalam beraktivitas.
Terutama sekali yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan
telekomunikasi. Namun demikian, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak
ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan
menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin sehingga
aktivitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang
lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh
kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu pekerjaan manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mempermudah
meluasnya berbagai informasi
Informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi kita, terlebih lagi ketika berbagai
media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau
tidak mau harus bias dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa
dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini dikarenakan kegiatan
tersebut masih dilakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan
menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hampir
punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kitapun tidak
perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer
dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang
tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan
perkembangan iptek, peralatan elektronik seperti komputer, internet, dan
hanphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang
tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak dibawah umurpun dapat menggunakannya.
Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu
pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.
b. Dampak negatif perkembangan teknologi
1. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat kita
adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru.
Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan
elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap
pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan
orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita disuguhi dengan
berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2. Hilangnya budaya Tradisional
Dengan berdirinya
berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya
budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di
kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern. Begitu juga
terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah mengarah kepada
pergaulan bebas.
3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia
di kenal sebagai Negara yang kaya akan umber daya alamnya namu hingga akhir
ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus
berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah
Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil
yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun
2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal
sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relatif singkat istilah
seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota
“Seribu Ruko” , perkembangan pembangunan di kota ini sangat pesat.
Mulailah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan
Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana, akibatnya
aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai
macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi tejadi di mana-mana.
Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.
II.
3. Peran Teknologi Dalam
Pembangunan Pertanian
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat
dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan
mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto,
1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat
mutlak adanya pembangunan pertanian.
Apabila tidak
ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi
terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah
atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin
merajalela.
Teknologi
sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang
industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai
cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk
cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut
hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk,
pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat
dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha,
agar tenaga petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.
Yang perlu
disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas
pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan
untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga
kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan
lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan
baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak
lagi cara-cara bertani baru dimana petani setiap waktu dapat meningkatkan
produktivitas pertanian.
Dalam
menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua
istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan
teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut
Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan
suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan
jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas.
Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada
rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur.
Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu
menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan
kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya,
artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul
dalam penanaman baru adalah inovasi.
Bila petani
telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh
dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu
suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau
oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk
dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia
secara lokal didekat petani, dimana petani dapat membelinya.
Kebanyakan
metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan
bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk
bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan
pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di dekat lokasi usaha tani dalam
jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan
dan menggunakannya dalam usaha taninya.
Cara-cara kerja
usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana
dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi.
Begitu pula dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi
perangsang produksi bagi petani. Pemerintah menciptakan kebijak-kebijakan
khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijakan harga
beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang
intensif dll. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai
teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan
lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha
pembangunan.
Akhirnya kebijaksanaan
harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian
merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja
lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan
produksi. Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa
perangkutan yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat
diadakan secara efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian
harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar
luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa
hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota
kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi
petani, harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya
angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian
adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian
tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk
akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan
hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya
angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Berbagai sarana
angkutan dekat maupun jarak jauh, harus membentuk sistem pengangkutan yang
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang diaspal,
jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api
semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan
dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi
perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.
Kesemuanya
harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil
pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat.
Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu
sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.
II. 4.
Jenis – jenis Teknologi Pertanian
Perkembangan teknologi
pertanian yang ada di Indonesia dewasa ini telah menunjukkan peningkatan yang
sangat pesat. Alat – alat yang di gunakan dari yang sederhana sampai yang
modern sekarang ini. Perkembangan teknologi pertanian di Indonesia sebenarnya
sudah sangat lama, berbagai alat pertanian seperti cangkul, garu, waluku (alat
bajak), sabit, hingga ani-ani mungkin bisa dijadikan contoh teknologi pertanian
yang pada zamannya sangat membantu kehidupan petani. Sejak manusia
mengembangkan mesin-mesin pertanian, perlahan tapi pasti, teknologi pertanian
yang sederhana mulai ditinggalkan karena dianggap tidak produktif. Penggunaan
handtraktor, tressure, hingga penggilingan padi dapat kita temui di berbagai
pedesaan di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa contoh penggunaan alat/bahan
dari hasil perkembangan teknologi di bidang pertanian.
Tabel.
1. Daftar Alat/bahan hasil perkembangan teknologi di bidang pertanian
No
|
Gambar
|
Nama
|
Spesifikasi
dan kegunaan
|
Ket
|
1
|
Cangkul
|
Cangkul adalah
satu jenis alat tradisional yang
digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali,
membersihkan tanah dari rumput ataupun untuk meratakan tanah. Cangkul masih
digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak.
Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi
|
||
2.
|
Hand
Tractor/Traktor tangan
|
Traktor tangan ini
diciptakan di Cina, dengan fungsi utamanya adalah untuk mengolah tanah.
Namun, sebenarnya traktor tangan ini memiliki banyak fungsi, seperti pompa
air, alat prosesing,trailer, dan sebagainya.
|
||
3
|
Mesin
Perontok Padi
|
Power threser atau Mesin
perontok padi adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan
sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia. Mesin
perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara
karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu
lainnya. Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel. Mesin perontok jenis
ini dapat digunakan sebagai mesin perontok padi, perontok kedelai dan
perontok jagung, dsb.
|
||
4.
|
Hammer
mill
|
Hammermill adalah jenis
mesin penepung yang digunakan untuk menghacurkan dan menghaluskan bahan -
bahan yang keras sampai menjadi tepung. Bahan-bahan yang bisa dijadikan
tepung dengan mesin ini antara lain kayu jati, tempurung / batok kelapa,
cangkang kerang, biji jagung, tulang ikan dan sebagainya. Hammer Mill Anda
bisa membuat tepung kayu, tepung batok kelapa, tepung untuk bahan pellet yang
berupa cangkang kerang, tulang ikan, biji jagung, dsb
|
||
5
|
Mesin penggiling padi
|
mesin yang
digunakan untuk mengupas padi memisahkanya antara padi putih (isinya) deng
gabah (kulitnya) dengan cara memasukan padi ke dalam corong lalu mesin akan
menggiling padi padi itu hingga terlepas dari kulitnya lalu beras akan
keluar.
|
||
6
|
Kultur Jaringan/ In Vitro
|
Teknik kultur
jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif.
Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur
jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan
medium dan kondisi tertentu. Dimanfaatkan tidak hanya untuk perbanyakan
tetapi juga untuk perbaikan tanaman dan penyimpanan plasma nutfah serta untuk
dapat merakit varietas baru.
|
BAB
III
PENUTUP
III.
1. Kesimpulan
Perkembangan teknologi
di dunia dimulai sejak zaman prasejarah diteruskan pada zaman yunani dan romawi
kuno. Di Indonesia, perkembangan teknologi khususnya dibidang pertanian
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut terlihat sejak zaman
penjajahan Belanda yang telah mengembangkan pertaniannya di Indonesia dengan
menggunakan teknik-teknik becocok tanam serta penggunaan alat yang cukup modern
saat itu. Hingga sekarang ini, pengembangan teknologi pertanian terus
digalakkan seiring perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan. Dampak
perkembangan IPTEK terbagi menjadi 2 : yakni dampak positif dan dampak negatif.
Berbagai
pengaruh dari perkembangan teknologi baik dampak positif maupun negatif. Dampak
positif diantaranya memberikan berbagai kemudahan, mempermudah meluasnya
berbagai informasi, dan bertambahnya pengetahuan dan wawasan. Sedangkan dampak
negatifnya diantaranya mempengaruhi pola berpikir, hilangnya budaya
Tradisional, dan banyak menimbulkan berbagai kerusakan.
III.
2. Saran
Penyusun berharap kepada
pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ” Perkembangan
teknologi pertanian “ sebagai motivasi
dan menjadi referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor
pertanian. Akhirnya penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang
kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
Maulana, Puri. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/lmu-pengetahuan- dan-teknologi-iptek-perkembangan-dampak-positid-dan-negatif.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 20.20 wita
- Zen.http://jhens-fernando.blogspot.com/2011/10/dampakperkembanganiptek.html. Diakses
pada tanggal 22 Mei 2013 pukul 17.30 wib
- Mukti,Imam.http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2011/11/teknologi
dalam-pembangunan-pertanian.html. Diakses pada tanggal 23 Mei 2013
pukul 06.00 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar