BAB.
I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem teresterial (daratan). Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,dan mengingat tempat dan
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan. Maka kami perlu mempelajarinya lebih mendalam untuk menamabah
pengetahuan kami dengan cara membuat makalah ini dan sebagai bahan referensi diskusi
panen yang akan diadakan pada pertemuan berikutnya.
I. 2. Rumusan masalah
Melihat latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
struktur batang?
2. Bagaimana
fungsi batang?
3. Bagaimana
percabangan pada batang?
4. Bagaimana
arah tumbuh batang?
5. Bagaimana
struktur morfologi pada batang?
6. Bagaimana perbedaan antara
batang dikotil dengan monokotil dalam susunan antominya?
I.
3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
struktur batang
2. Untuk
mengetahui fungsi batang
3. Untuk
mengetahui percabangan pada batang
4. Untuk
mengetahui arah tumbuh batang
5. Untuk
mengetahui struktur morfologi pada batang
6. Untuk mengetahui perbedaan
antara batang dikotil dengan monokotil dalam susunan antominya.
BAB. II
PEMBAHASAN
Morfologi dasar tumbuhan menunjukan sejarah
evolusinya sebagai organisme teresterial. Suatu tumbuhan darat harus menempati
dua lingkungan yang sangat berbeda, yaitu tanah dan udara. Pada waktu yang
bersamaan dan harus mengambil sumberdaya dari keduanya, tanah menyediakan air
dan mineral, udara merupakan sumber utama CO2, namun cahaya tidak
bisa menembus jauh ke dalam tanah. Solusi evolusioner terhadap pemisahan sumberdaya
ini adalah diferensiasi tubuh tumbuhan menjadi dua sistem utama: sistem akar
yang berada dibawah permukaan tanah dan sistem tunas yang ada di atas permukaan
tanah yang terdiri dari batang, daun dan bunga. Tidak satupun di antara kedua
sistem ini yang dapat hidup tanpa ada sistem yang lain. Jika tumbuhan tidak
mempunyai kloroplas dan hidup di kegelapan, maka akar akan kelaparan tanpa gula
dan nutrien (zat hara) organik lainnya yang didatangkan dari jaringan fotosintetik sistem
tunas. Sebaliknya, sistem tunas bergantung pada air dan mineral yang diserap
dari tanah oleh akaar. Jaringan vaskuler (pembuluh), yaag kontinyu di seluruh
tubuh tumbuhan, mengangkut zat antara akar dan tunas. Kedua jenis jaringan
vaskuler tersebut adalah xilem, yang mengirim air dan mineral yang terlarut ke
atas dari akar ke tunas, dan floem, yang mengangkut sari – sari makanan yang
dibuat di daun yang sudah dewasa ke akar dan bagian-bagian tunas, seperti daun
dan buah yang sedang berkembang.
II.
1. Struktur batang.
Gambar. II.1. Struktur batang
Batang dapat diibaratkan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian
ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar
matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya
tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya.
Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat
(stele). Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu
empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batang berkayu, batang
rumput, dan batang basah. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar. II.2. (a).
batang berkayu, (b). batang rumput dan (c) batang basah
Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua
arah pertumbuhan yaitu kearah dalam dan kearah luar. Kearah dalam kambium
membentuk kayu sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan
kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki
batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan meranti. Tumbuhan batang
rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah
dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung,
dan rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair.
Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang.
II. 2. Fungsi
batang
Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda sedangkan
warna batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang
memiliki beberapa kegunaan antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan
zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat
perkembangbiakan
Gambar. II.3.
Fungsi batang : (a). sebagai penopang, (b). sebagai pengangkut air dan
zat-zat makanan, (c). sebagai penyimpan
cadangan makanan, (d). sebagai alat perkembangbiakan.
a. Penopang.
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap
tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya
matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan
daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya.
b. Pengangkut.
Batang berguna
sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang
berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
c. Penyimpan.
Pada beberapa
tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang
pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya,
pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat
diperlukan.
d. Alat perkembangbiakan.
Batang juga
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan
vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang.
II. 3. Percabangan pada batang
Cara
percabangan batang ada bermacam-macam,
biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu :
1. Monodial
yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara(Casuarinaequisetifolia L.),
2. Simpodial,
batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila
(Achras zapota L.),
3. Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan
yang batangnya setiap kali bercabang menjadi dua cabang yang sama besarnya.
Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis).
II. 4. Arah tumbuh batang
Walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang
umumnya tumbuh ke arah ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi
mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini
dibedakan batang yang tumbuhnya :
Ø Tegak
lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya pepaya (Carica papaya L.),
Ø Menggantung
(dependens, pendulus), misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula
Schnitzl.
Ø Berbaring,
misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
Ø Menjalar
atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.),
Ø Serong
ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis
hypogaea L.),
Ø Mengangguk
(nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
Ø
Memanjat (scandens), tumbuh dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain,
dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat khusus untuk
"berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
* akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle
L.),
* akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
* cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
* daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
* akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
* cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
* daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
Ø
Membelit (volubilis). Menurut arah melilitnya
dibedakan lagi menjadi batang yang :
* Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis).
Misalnya kembang telang (Clitoria
ternatea L.),
* Membelit
ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya gadung
(Dioscorea hispida Dennst).
II. 5. Struktur morfologi
1. Batang
herba, umumnya batang lunak, berwarna hijau (karena terdapat klorofil),
terdapat stomata, sedikit / tidak ada jaringan kayu, ukuran kecil, dan umurnya
relatif pendek.
2. Batang
berkayu, umumnya batang keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat,
terdapat lentisel, ukuran besar, dan umurnya relatif panjang
II. 6. Perbedaan
antara batang dikotil dengan monokotil dalam susunan
anatominya
Gambar. II.4. Anatomi batang dikotil
1.
Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat
lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang
tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk
melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan
sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
b.
Korteks
Korteks batang disebut juga
kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan
epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga
kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara
korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung,
tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam
dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem
terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan
parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu
keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung
terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang
pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya
pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan lama satu
tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan lingkaran Tahun.
2.
Batang Monokotil
Gambar. II.5. Anatomi batang Monokotil
Pada batang Monokotil,
epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya
tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan
bertipe kolateral tertutup yang artinya
di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada
Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan
perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian,
ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada
pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Batang pada suatu tumbuhan mempunyai ciri-ciri: berbentuk
panjang silinder; terdiri atas ruas yang dibatasi oleh buku dan terdapat daun;
umumnya tumbuh ke atas; bertambah panjang di ujungnya; terdapat
percabangan; tidak berwarna hijau. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah
mendukung bagian-bagian tumbuhan; mengangkut air dan zat-zat makanan; penyimpan
cadangan makanan dan sebagai alat perkembang biakan serta memperluas bidang
asimilasi. Pertumbuhan batang meliputi pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan primer terjadi pada ujung tunas dan akar
tumbuhan serta mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi, sedangkan pertumbuhan
sekunder terjadi pada bagian akar dan tunas yang agak tua dan jauh dari ujung,
pertumbuhan sekunder menaibatkan batang bertanbah besar, dimana hanya tumbuhan
dikotil berkayu dan sebagian tumbuhan monokotil dapat mengalami pertumbuhan
sekunder. Pada umumnya batang terdiri dari buku-buku, ruas-ruas, tunas terminal
dan tunas aksilar. Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak
bercabang. Cara percabangan dibedakan menjadi tiga macam yaitu; monopodial,
simpodial dan dikotom. Batang suatu tumbuhan dapat mengalami suatu modifikasi
menjadi bentuk yang bermacam-macam diantaranya; rimpang, umbi lapis, umbi
batang, duri, cabang pembelit dan geragih. Adanya tunas terminal dan tunas
aksilar menentukan percabangan, bahkan keseluruhan arsitektur tumbuhan.
Beberapa model yang dikenal antra lain: Pada pohon tak bercabang;Model Holtum,
Model Corner. Pada pohon bercabang; Model Tomlinson, Model Camberlain, Model
Leeuwenberg, Model Koriba, Model Aubreville, Model Rauh, Model Massart, Model
Raux, Model Champagnat dan Model Troll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar