bintang jatuh

Selasa, 04 Maret 2014

Makalah Batang Tanaman



BAB. I
PENDAHULUAN

I.      1.    Latar belakang
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem  teresterial (daratan). Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,dan mengingat tempat dan kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Maka kami perlu mempelajarinya lebih mendalam untuk menamabah pengetahuan kami dengan cara membuat makalah ini dan sebagai bahan referensi diskusi panen yang akan diadakan pada pertemuan berikutnya.
I.      2.   Rumusan masalah
Melihat latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana struktur batang?
2.      Bagaimana fungsi batang?
3.      Bagaimana percabangan pada batang?
4.      Bagaimana arah tumbuh batang?
5.      Bagaimana struktur morfologi pada batang?
6.      Bagaimana perbedaan antara batang dikotil dengan monokotil dalam susunan antominya?

I.      3.   Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui struktur batang
2.      Untuk mengetahui fungsi batang
3.      Untuk mengetahui percabangan pada batang
4.      Untuk mengetahui arah tumbuh batang
5.      Untuk mengetahui struktur morfologi pada batang
6.      Untuk mengetahui perbedaan antara batang dikotil dengan monokotil dalam susunan antominya.

BAB. II
PEMBAHASAN
Morfologi dasar tumbuhan menunjukan sejarah evolusinya sebagai organisme teresterial. Suatu tumbuhan darat harus menempati dua lingkungan yang sangat berbeda, yaitu tanah dan udara. Pada waktu yang bersamaan dan harus mengambil sumberdaya dari keduanya, tanah menyediakan air dan mineral, udara merupakan sumber utama CO2, namun cahaya tidak bisa menembus jauh ke dalam tanah. Solusi evolusioner terhadap pemisahan  sumberdaya ini adalah diferensiasi tubuh tumbuhan menjadi dua sistem utama: sistem akar yang berada dibawah permukaan tanah dan sistem tunas yang ada di atas permukaan tanah yang terdiri dari batang, daun dan bunga. Tidak satupun di antara kedua sistem ini yang dapat hidup tanpa ada sistem yang lain. Jika tumbuhan tidak mempunyai kloroplas dan hidup di kegelapan, maka akar akan kelaparan tanpa gula dan nutrien (zat hara) organik lainnya yang didatangkan dari jaringan fotosintetik sistem tunas. Sebaliknya, sistem tunas bergantung pada air dan mineral yang diserap dari tanah oleh akaar. Jaringan vaskuler (pembuluh), yaag kontinyu di seluruh tubuh tumbuhan, mengangkut zat antara akar dan tunas. Kedua jenis jaringan vaskuler tersebut adalah xilem, yang mengirim air dan mineral yang terlarut ke atas dari akar ke tunas, dan floem, yang mengangkut sari – sari makanan yang dibuat di daun yang sudah dewasa ke akar dan bagian-bagian tunas, seperti daun dan buah yang sedang berkembang.
II.    1.   Struktur batang.
Gambar. II.1. Struktur batang
Batang dapat diibaratkan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batang berkayu, batang rumput, dan batang basah. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar. II.2.  (a). batang berkayu, (b). batang rumput dan (c) batang basah

Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu kearah dalam dan kearah luar. Kearah dalam kambium membentuk kayu sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan meranti. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung, dan rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang.
II.    2.   Fungsi batang
Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda sedangkan warna batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat perkembangbiakan
Gambar. II.3.  Fungsi batang : (a). sebagai penopang, (b). sebagai pengangkut air dan zat-zat makanan, (c). sebagai penyimpan cadangan makanan, (d). sebagai alat                 perkembangbiakan.


a.  Penopang.
      Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya.
b.  Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
c.  Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan.
d.   Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang.
II.   3.   Percabangan pada batang
Cara percabangan batang  ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu :
1.    Monodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara(Casuarinaequisetifolia L.),
2.    Simpodial, batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila (Achras zapota L.),
3.     Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batangnya setiap kali bercabang menjadi dua cabang yang sama besarnya. Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis).
II.   4.   Arah tumbuh batang
Walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang umumnya tumbuh ke arah ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya :
Ø  Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya   pepaya (Carica papaya L.),
Ø  Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula Schnitzl.
Ø  Berbaring, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
Ø  Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.),
Ø  Serong ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea L.),
Ø  Mengangguk (nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
Ø  Memanjat (scandens), tumbuh dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat khusus untuk "berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
*     akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
*     akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
*     cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
*     daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa           superba L.),
Ø  Membelit (volubilis). Menurut arah melilitnya dibedakan lagi menjadi batang yang : 
*     Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Misalnya kembang   telang (Clitoria ternatea L.),
* Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya    gadung (Dioscorea hispida Dennst).
II.   5.   Struktur morfologi
1.    Batang herba, umumnya batang lunak, berwarna hijau (karena terdapat klorofil), terdapat stomata, sedikit / tidak ada jaringan kayu, ukuran kecil, dan umurnya relatif pendek.
2.    Batang berkayu, umumnya batang keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat, terdapat lentisel, ukuran besar, dan umurnya relatif panjang

II.   6.   Perbedaan antara batang dikotil dengan monokotil dalam susunan anatominya
Gambar. II.4. Anatomi batang dikotil
1.    Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a.    Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b.   Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c.    Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d.    Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan lama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan lingkaran Tahun.

2.    Batang Monokotil
Gambar. II.5. Anatomi batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).















BAB III

PENUTUP


III.   1.  Kesimpulan
Batang pada suatu tumbuhan mempunyai ciri-ciri: berbentuk panjang silinder; terdiri atas ruas yang dibatasi oleh buku dan terdapat daun; umumnya tumbuh ke atas; bertambah panjang di ujungnya; terdapat percabangan; tidak berwarna hijau. Dalam bentuk itu tugas utamanya adalah mendukung bagian-bagian tumbuhan; mengangkut air dan zat-zat makanan; penyimpan cadangan makanan dan sebagai alat perkembang biakan serta memperluas bidang asimilasi. Pertumbuhan batang meliputi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer terjadi pada  ujung tunas dan akar tumbuhan serta mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi, sedangkan pertumbuhan sekunder terjadi pada bagian akar dan tunas yang agak tua dan jauh dari ujung, pertumbuhan sekunder menaibatkan batang bertanbah besar, dimana hanya tumbuhan dikotil berkayu dan sebagian tumbuhan monokotil dapat mengalami pertumbuhan sekunder. Pada umumnya batang terdiri dari buku-buku, ruas-ruas, tunas terminal dan tunas aksilar. Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak bercabang. Cara percabangan dibedakan menjadi tiga macam yaitu; monopodial, simpodial dan dikotom. Batang suatu tumbuhan dapat mengalami suatu modifikasi menjadi bentuk yang bermacam-macam diantaranya; rimpang, umbi lapis, umbi batang, duri, cabang pembelit dan geragih. Adanya tunas terminal dan tunas aksilar menentukan percabangan, bahkan keseluruhan arsitektur tumbuhan. Beberapa model yang dikenal antra lain: Pada pohon tak bercabang;Model Holtum, Model Corner. Pada pohon bercabang; Model Tomlinson, Model Camberlain, Model Leeuwenberg, Model Koriba, Model Aubreville, Model Rauh, Model Massart, Model Raux, Model Champagnat dan Model Troll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar