BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Lingkungan di sekitar kita adalah sumber kehidupan bagi
manusia. Bagaimana tidak, jika tiap hari manusia menghirup udara, merasakan
kehangatan sinar matahari, mencicipi kesegaran air, dan senantiasa dapat
menikmati sejuknya embun pagi. Sungguh, semuanya itu diciptakan Tuhan dengan
maksud yang agung dan tanpa ada kesia-siaan sedikit pun.
Oleh karena keistimewaan yang Dia berikan kepada manusia
di muka bumi, kini manusia menjadi makhluk yang paling eksis keberadaannya.
Daya tahan mereka terhadap lingkungan dan perjuangan mereka mempertahankan
kehidupannya tidak akan pernah tertandingi oleh makhluk mana pun. Mereka adalah
penguasa tunggal yang di beri mandat oleh tuhan dan seharusnya mampu menjaga
bumi-Nya ini.
Namun kenyataan yang ada justru menunjukkan bahwa
eksistensi manusia cenderung tidak konstruktif dari segi penjagaan dan
pemeliharaan lingkungan. Mereka justru menjadi kontributor terbesar yang
membuat kerusakan alam. Lihat saja eksploitasi hutan dan penggalian tambang
yang ugal-ugalan. Pencemaran terjadi di mana-mana. Bahkan sampai pada
penghancuran sesama jenis manusia itu sendiri, baik melalui paham rasisme,
kejahatan genosida dan sebagainya. Semuanya adalah bukti nyata bahwa eksistensi
manusia cenderung destruktif.
Pada makalah ini, akan kami uraikan mengenai Prinsip ekologi dalam penerapan
pertanian organik . Dari lingkup bahasan yang sepertinya cukup sempit ini
ternyata banyak masalah yang menjadi pekerjaan rumah bagi makhluk yang bernama
manusia untuk saat ini dan yang akan datang.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.
1. Pengertian Ekologi Pertanian
Ekologi berasal dari kata oikos (
rumah ) dan logos ( ilmu ). Ekologi
berarti Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Sedangkan
pertanian adalah kegiatan bercocok tanam pada lingkungan tertentu.
Jadi, Ekologi Pertanian adalah Ilmu yang mempelajari tentang makhluk
hidup dan lingkungan budidaya tanaman yang diusahakan oleh manusia. Sedangkan,
Ekologi pertanian organik menggambarkan bahwa hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungan pertanaman berjalan selaras dengan fitrah alam ( back to nature ).
II.
2. Agroekologi ( Ekologi Pertanian )
Sistem ekologi terbentuk sebagai hasil dari interaksi timbal balik secara
teratur antara makhluk hidup dengan lingkungannya, sehingga terbentuk suatu
kesatuan yang utuh. Sistem ekologi ini kemudian dikenal dengan ekosistem. Jadi,
ekosistem merupakan bentukan dari komponen biotik ( hidup ) dengan komponen
abiotik ( tidak hidup ) dalam suatu wilayah tertentu.
Di dalam budidaya pertanian interaksi komponen biotik dan abiotik ini
diatur sedemikian rupa melalui mekanisme
kontrol agar mendukung keberlangsungan sistem budidaya pertanian yang
diusahakan. Kegiatan pengolahan tanah, pupuk dan pengendalian hama ditujukan
agar interaksi komponen penyusun ekosistem kebun/ladang mendukung pertanaman
budidaya.
II.
3. Prinsip Ekologi Pertanian Organik
Berdasarkan konsep ekologi pertanian diatas, maka dapat dipahami bahwa
prinsip ekologi sangat bermanfaat sebagai panduan dalam pengembangan pertanian
organik.
Prinsip ini mengatakan bahwa proses produksi harus didasarkan pada daur
ulang ekologis. Penerapan teknologi berperan penting dalam meningkatkan
interaksi antar komponen ekosistem. Namun, teknologi yang diterapkan harus
bersifat spesifik lokasi dengan mempertimbangkan kearifan tradisional dari
masing – masing lokasi.
Pertanian
organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja,
meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip
ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Makanan dan
kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan, produksi yang khusus;
sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan
ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya
pertanian, peternakan dan pemanenan produk luar organik haruslah sesuai dengan
siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal
tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus
disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan
sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan
pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan
kualitas dan melindungi sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai
keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan
keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang
menghasilkan, memproses,
memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan
memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah,
iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.
Berikut
ini prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik :
ü Memperbaiki
kondisi tanah agar bisa menguntungkan pertumbuhan tanaman. Kegiatan yang paling
utama adalah pengelolaan bahan organik untuk meningkatkan komponen biotik dalam
tanah.
ü Mengoptimalkan
ketersediaan serta keseimbangan unsur hara di dalam tanah. Misalnya melalui
fiksasi nitrogen, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.
ü Mengelola
iklim mikro agar kehilangan hasil panen akibat aliran panas udara dan air dapat
dibatasi. Misalnya dengan pengelolaan air dan pencegahan erosi.
ü Kehilangan
hasil panen akibat gangguan hama dan penyakit dapat diatasi dengan upaya
preventif melalui perlakuan yang aman bagi lingkungan sekitar.
ü Pemanfaatan
sumber kekayaan genetika dalam sistem pertanaman terpadu.
Sesuai dengan prinsip ekologi, aliran hara
dalam sistem ekologi harus berjalan secara konsisten. Oleh karena itu, unsur
hara yang hilang atau tergerus baik bersama hasil panen maupun tergerus akibat
erosi selama proses budidaya hingga
panen harus digantikan.
Prinsip ekologi ini bisa diterapkan dalam
berbagai teknologi dan strategi budidaya pertanaman. Setiap prinsip tersebut
akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas, keamanan,
keberlanjutan dan identitas usaha tani.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
III.
1. Kesimpulan
Dari pokok bahasan diatas tentang prinsip ekologi dalam penerapan
teknologi pertanian organik dapat disimpulkan bahwa :
Ø Agroekologi
/ Ekologi Pertanian merupakan suatu sistem budidaya pertanian yang ramah
lingkungan. Dimana, sistem ini memelihara komponen – komponen biotik dan
abiotik secara alami dengan menerapkan bahan – bahan pendukung organik.
Ø Prinsip –
prinsip ekologi pertanian organik pada dasarnya mengajak kita untuk usaha
budidaya pertanian secara bijaksana dan ramah lingkungan tanpa mempengaruhi
pencapaian produksi atau hasil yang ditargetkan.
III.
2. Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak,
mempelajari dan menggunakan makalah ” Prinsip
ekologi dalam penerapan pertanian organik “ sebagai motivasi dan menjadi referensi kepada
pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian. Akhirnya
penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar