bintang jatuh

Jumat, 07 Maret 2014

Makalah Isu Global Warming Terhadap Penyebaran Hama



BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Perubahan iklim yaitu suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia yang ditandai dengan terus meningkatnya unsur-unsur iklim seperti suhu permukaan bumi, curah hujan, tekanan udara, dan angin secara perlahan.
Perubahan iklim merupakan dampak atau akibat dari meningkatnya suhu global atau biasa disebut dengan global warming. Dalam laporan yang dikeluarkan  oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2001, menyimpulkan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1derajat Fahrenheit) sejak 1861 dan IPCC juga memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi yang sering disebut dengan istilah efek rumah kaca. Gas-gas rumah kaca ini disebabkan oleh proses alami dan aktivitas manusia. Akan tetapi, para panelis IPCC setuju bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.  Baik dari kegiatan Industrialisasi maupun Modernisasi.
Pemanasan gobal ini juga berimbas kepada kegiatan disektor pertanian. Iklim adalah unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Apabila iklim mengalami penyimpangan maka sistem metabolisme dan fisiologi tanaman akan mengalami gangguan serta menimbulkan dampak pada  penyebaran hama dan muncunya jenis hama baru.
I. 2. Tujuan
-   Untuk mengetahui dampak perubahan iklim global terhadap hama dan     penyakit pada tanaman.
-   Untuk mengetahui contoh kasus yang sudah terjadi akibat perubahan iklim         global terhadap hama dan penyakit pada tanaman.
-   Untuk mengetahui cara pengeolaan dan penanggulangannya.
-   Untuk memberikan masukan atau solusi terhadap permasalahan hama dan        penyakit yang ditimbukan akibat dari perubahan iklim.

BAB. II
PEMBAHASAN
II. 1. Penyebaran Hama Tanaman Akibat Pemanasan Global Ancam Keamanan        Pangan
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global mengakibatkan penyebaran hama tanaman menuju arah Utara dan Selatan semakin sering terjadi, penyebaran hama ini terjadi hampir di setiap daerah dengan kecepatan hampir 3 kilometer per tahunnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change dan dilakukan oleh para peneliti di University of Exeter dan Universitas Oxford, menunjukkan sebuah hubungan yang kuat antara suhu global yang meningkat selama 50 tahun terakhir dan ekspansi berbagai hama tanaman.
Pada saat ini sekitar 10-16% dari produksi tanaman (terutama pangan) global terserang hama. Hama tanaman yang menyerang yaitu jamur, bakteri, virus, serangga, nematoda, viroid dan Oomycetes. Keragaman  serta strain hama tanaman pun terus berkembang. Kerugian akibat hama tanaman berupa jamur dan mikroorganisme, jumlahnya cukup untuk memberi makan hampir sembilan persen dari populasi dunia saat ini. Studi ini menunjukkan bahwa angka-angka ini akan meningkat terus-menerus jika suhu global terus meningkat seperti yang diperkirakan.
Penyebaran hama pada tanaman disebabkan oleh aktivitas manusia (terutama hasil dari pengangkutan kargo internasional) dan proses alami. Namun dalam studi ini menunjukkan bahwa pemanasan iklim memungkinkan hama semakin mudah untuk beradaptasi di daerah yang sebelumnya tidak cocok.
II. 2. Contoh kasus
Sebagai contoh, kenaikan suhu umumnya merangsang serangga herbivora di daerah subtropis, pada daerah ini wabah kumbang pinus (Dendroctonus ponderosae) telah menghancurkan sebagian besar wilayah hutan pinus di Pacific Northwest, Amerika Serikat. Selain itu, rice blast fungus pada padi yang saat ini sudah menyebar di lebih dari 80 negara, dan memiliki efek yang besar, baik pada ekonomi maupun keseimbangan ekosistem, kini telah berpindah ke tanaman pangan lainnya yaitu gandum. Jenis jamur ini dianggap sebagai penyakit baru pada gandum (wheat blast), dimana penyakit ini mengurangi hasil panen gandum di Brasil secara signifikan.
Salah satu serangan hama yang telah terjadi adalah kumbang kentang di Colorado. Kumbang Colorado bergerak ke utara melewati kawasan Eropa dan memasuki wilayah Finlandia dan Norwegia. Padahal biasanya kumbang tidak bisa bertahan melewati musim dingin.
Dr. Dan Bebber dari University of Exeter mengatakan: “Jika penyebaran hama tanaman akibat  pemanasan global terus terjadi ditambah efek pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang tak bisa ditekan akan menjadi ancaman keamanan pangan global.
II. 3. Dampak Penyebaran hama tanaman akibat Pemanasan Global bagi         Indonesia
Di Indonesia sendiri yang termasuk negara dengan iklim tropis, dipekirakan juga akan mengalami penurunan produktivitas pertanian khususnya tanaman padi, bila kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2 oC sehingga meningkatkan resiko bencana kelaparan di Indonesia.
Penurunan produktivitas pangan merupakan dampak nyata yang harus dihadapi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan penyakit. Selain itu, pergeseran musim juga ikut berpengaruh pada penurunan produktivitas. Pemanasan global juga akan menimbulkan  peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidakteraturan musim.
Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang akan mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman, baik hama maupun penyakit. Sehingga tidak jarang kalau pada musim hujan petani banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman. Hama-hama yang menyerang tanaman padi antara lain; Pengerek batang padi (scirpophaga innotata) atau lebih dikenal masyarakat dengan “sundep”, pengerek batang padi (Scirpophaga incertulas), wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng hijau (Neppotetix impicticeps), ganjur (Pachydiplosis oryzae), lalat bibit (Arterigona exigua), ulat tentara atau grayak (Spodoptera litura), dan tikus sawah (Rattus argentiventer). Sedangkan penyakit-penyakit penting yang menyerang tanaman padi antara lain; blas (Pyricularia oryzae, p. Gricea) dan hawar daun bakteri atau “kresek”(Xanthomonas oryzae pv. Oryzae). Ledakan populasi organisme pengganggu tanaman seperti serangga disebabkan oleh peningkatan konsentrasi CO, yang berakibat pada penurunan perbandingan unsur Nitrogen dalam tumbuhan. Padahal, Nitrogen mutlak untuk hidup serangga. Kompensasinya, serangga akan memakan biomassa tumbuhan yang lebih banyak dan karena siklus hidup serangga yang pendek, sehingga serangga cepat mewariskan genetika paling sesuai dengan kondisi iklim kontemporer pada keturunannya termasuk pada racun.
II. 4. Pengelolaan dan Pengendaiannya.
Profesor Sarah Gurr dari University of Exeter (sebelumnya di Universitas Oxford) mengatakan: “ Metode-metode baru sangat diperlukan untuk memantau penyebaran hama tanaman serta diperlukan untuk mengendalikan gerakan mereka dari daerah ke daerah lain, jika kita ingin menghentikan perusakan tanpa henti yang terjadi pada tanaman di dunia dan untuk menghadapi efek perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini “.
Bebber mengatakan " kita harus mengamankan persediaan makanan dalam beberapa dekade ke depan. Jangan sampai persediaan pangan kita dihabisi oleh hama dan patogen". Salah satunya yaitu "Kita harus mengkarantina tanaman untuk mengurangi kesempatan menyebarnya hama ke dalam sistem pertanian kita", ungkap Bebber.
Penelitian ini sendiri menggunakan observasi kepada 612 distribusi hama tanaman yang diterbitkan dan dikumpulkan selama 50 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan hama utara dan selatan ke arah kutub, dan ke daerah baru yang sebelumnya belum terjajah, sesuai dengan peningkatan suhu selama periode tersebut.
Selain itu, solusi lain dampak perubahan iklim terhadap pertanian di Indonesia antara lain adalah diadakannya studi tentang perubahan iklim, peningkatan sarana irigasi, menciptakan bibit-bibit unggul, dan penggunaan pupuk dan pestisida organik.

BAB. III
TANGGAPAN PENULIS
III. 1. Tanggapan atau Komentar
Isu tentang Pemanasan Global atau Global warming yang berakibat pada perubahan iklim global memang marak diperdebatkan akhir-akhir ini.
Perubahan Iklim ini pula yang berdampak pada pertanian dunia pada umumnya dan pertanian di Indonesia pada khususnya. Dampak bagi pertanian di Indonesia telah dirasakan yaitu  penurunan drastis produksi produk pertanian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah penyebaran hama dan penyakit.
Jika hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan serius maka akan berdampak pada semua sektor kehidupan masyarakat di Indonesia dan kekhawatiran yang paling besar yaitu bencana kelaparan.
Pemerintah diharapkan untuk berpikir lebih tentang bagaimana menentukan lokasi untuk menanam tanaman yang aman dari hama sekaligus ekonomis untuk meminimalisasi kerugian.
Terlepas dari campur tangan pemerintah yang merupakan penentu kebijakan utama bagi pertanian di Indonesia, solusi lain diharapkan datang dari berbagai pelaku disektor pertanian seperti Akademisi, Pemerhati Lingkungan, LSM atau organisasi – organisasi lain, Peusahaan Swasta dan Petani itu sendiri.
III. 2. Solusi atau Pemecahan masalah.
Beberapa solusi / pemecahan masalah tentang isu Pemanasan Global yang berdampak pada penyebaran hama dan penyakit, antara lain :
-        Perlu diadakan studi tentang dampak Pemanasan Global bagi pertanian di    Indonesia.
-        Mengembangkan benih tanaman ungul yang tahan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global.
-        Mengurangi penggunaan Pestisida Kimia
-        Melakukan sosialisasi kepada petani
-        Menggalakkan penghijauan disekitar lahan pertanian
-        Memberikan pelatihan secara kontinyu kepada para petugas lapangan OPT.
-        dll.



BAB. IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
Pemanasan global adalah peristiwa yang disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi yang sering disebut dengan istilah efek rumah kaca.
Pengendalian hama adalah setiap usaha/tindakan manusia untuk mengurangi/membatasi perkembangan hama agar tidak meluas dan tidak merugikan.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global mengakibatkan penyebaran hama tanaman menuju arah Utara dan Selatan semakin sering terjadi, penyebaran hama ini terjadi hampir di setiap daerah dengan kecepatan hampir 3 kilometer per tahunnya
Pada saat ini sekitar 10-16% dari produksi tanaman (terutama pangan) global terserang hama. Hama tanaman yang menyerang yaitu jamur, bakteri, virus, serangga, nematoda, viroid dan Oomycetes. Keragaman  serta strain hama tanaman pun terus berkembang. Studi ini menunjukkan bahwa angka-angka ini akan meningkat terus-menerus jika suhu global terus meningkat seperti yang diperkirakan.
Salah satu serangan hama yang telah terjadi adalah kumbang kentang di Colorado. Kumbang Colorado bergerak ke utara melewati kawasan Eropa dan memasuki wilayah Finlandia dan Norwegia. Padahal biasanya kumbang tidak bisa bertahan melewati musim dingin
Penurunan produktivitas pangan merupakan dampak nyata yang harus dihadapi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan penyakit
Solusi lain dampak perubahan iklim terhadap pertanian di Indonesia antara lain adalah diadakannya studi tentang perubahan iklim, peningkatan sarana irigasi, menciptakan bibit-bibit unggul, dan penggunaan pupuk dan pestisida organik.
IV. 2. Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ” Penyebaran hama tanaman Akibat Pemanasan Global Ancam Keamanan Pangan “  sebagai motivasi dan menjadi referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian.  Akhirnya  penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar