BAB
I
PENDAHULUAN
I. 1.
Latar belakang
Perubahan
iklim yaitu suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia yang
ditandai dengan terus meningkatnya unsur-unsur iklim seperti suhu permukaan
bumi, curah hujan, tekanan udara, dan angin secara perlahan.
Perubahan iklim merupakan dampak atau akibat dari
meningkatnya suhu global atau biasa disebut dengan global warming. Dalam
laporan yang dikeluarkan oleh
Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) pada tahun 2001, menyimpulkan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6
derajat Celsius (1derajat Fahrenheit) sejak 1861 dan IPCC juga memprediksi
peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0
hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas
rumah kaca yang menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang
panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi
kembali ke permukaan bumi yang sering disebut dengan istilah efek rumah kaca.
Gas-gas rumah kaca ini disebabkan oleh proses alami dan aktivitas manusia. Akan
tetapi, para panelis IPCC setuju bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi
oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia. Baik dari kegiatan
Industrialisasi maupun Modernisasi.
Pemanasan gobal ini juga berimbas kepada kegiatan
disektor pertanian. Iklim adalah unsur utama dalam sistem
metabolisme dan fisiologi tanaman. Apabila iklim mengalami penyimpangan maka
sistem metabolisme dan fisiologi tanaman akan mengalami gangguan serta
menimbulkan dampak pada penyebaran hama
dan muncunya jenis hama baru.
I.
2. Tujuan
- Untuk mengetahui
dampak perubahan iklim global terhadap hama dan penyakit pada tanaman.
- Untuk mengetahui
contoh kasus yang sudah terjadi akibat perubahan iklim global terhadap hama dan penyakit pada tanaman.
- Untuk mengetahui
cara pengeolaan dan penanggulangannya.
- Untuk memberikan
masukan atau solusi terhadap permasalahan hama dan penyakit yang ditimbukan akibat dari perubahan iklim.
BAB.
II
PEMBAHASAN
II. 1. Penyebaran
Hama Tanaman Akibat Pemanasan Global Ancam Keamanan Pangan
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global mengakibatkan
penyebaran hama tanaman menuju
arah Utara dan Selatan semakin sering terjadi, penyebaran hama ini terjadi
hampir di setiap daerah dengan kecepatan hampir 3 kilometer per tahunnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change
dan dilakukan oleh para peneliti di University of Exeter dan Universitas
Oxford, menunjukkan sebuah hubungan yang kuat antara suhu global yang meningkat
selama 50 tahun terakhir dan ekspansi berbagai hama tanaman.
Pada saat ini sekitar 10-16% dari produksi tanaman (terutama pangan)
global terserang hama. Hama tanaman
yang menyerang yaitu jamur, bakteri, virus, serangga, nematoda, viroid dan
Oomycetes. Keragaman serta strain hama tanaman pun terus berkembang.
Kerugian akibat hama tanaman berupa jamur dan mikroorganisme, jumlahnya cukup
untuk memberi makan hampir sembilan persen dari populasi dunia saat ini. Studi
ini menunjukkan bahwa angka-angka ini akan meningkat terus-menerus jika suhu global
terus meningkat seperti yang diperkirakan.
Penyebaran hama pada tanaman
disebabkan oleh aktivitas manusia (terutama hasil dari pengangkutan kargo
internasional) dan proses alami. Namun dalam studi ini menunjukkan bahwa
pemanasan iklim memungkinkan hama semakin mudah untuk beradaptasi di daerah yang sebelumnya tidak cocok.
II. 2.
Contoh kasus
Sebagai contoh, kenaikan suhu umumnya merangsang serangga herbivora di
daerah subtropis, pada daerah ini wabah kumbang pinus (Dendroctonus ponderosae)
telah menghancurkan sebagian besar wilayah hutan pinus di Pacific Northwest,
Amerika Serikat. Selain itu, rice blast fungus pada padi yang saat ini
sudah menyebar di lebih dari 80 negara, dan memiliki efek yang besar, baik pada
ekonomi maupun keseimbangan ekosistem, kini telah berpindah ke tanaman pangan
lainnya yaitu gandum. Jenis jamur ini dianggap sebagai penyakit baru pada
gandum (wheat blast), dimana penyakit ini mengurangi hasil panen gandum di
Brasil secara signifikan.
Salah satu serangan hama yang telah terjadi adalah
kumbang kentang di Colorado. Kumbang Colorado bergerak ke utara melewati
kawasan Eropa dan memasuki wilayah Finlandia dan Norwegia. Padahal biasanya
kumbang tidak bisa bertahan melewati musim dingin.
Dr. Dan Bebber dari University of Exeter mengatakan: “Jika penyebaran hama tanaman akibat
pemanasan global terus terjadi ditambah efek pertumbuhan jumlah penduduk
dunia yang tak bisa ditekan akan menjadi ancaman keamanan pangan global.
II. 3. Dampak Penyebaran hama
tanaman akibat Pemanasan Global bagi Indonesia
Di Indonesia sendiri yang termasuk negara dengan iklim
tropis, dipekirakan juga akan mengalami penurunan produktivitas pertanian
khususnya tanaman padi, bila kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2 oC
sehingga meningkatkan resiko bencana kelaparan di Indonesia.
Penurunan produktivitas pangan merupakan dampak nyata
yang harus dihadapi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat
diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan
penyakit. Selain itu, pergeseran musim juga ikut berpengaruh pada penurunan
produktivitas. Pemanasan global juga akan menimbulkan peningkatan
intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidakteraturan
musim.
Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh
dinamika faktor iklim. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin
meningkat yang akan mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme
pengganggu tanaman, baik hama maupun penyakit. Sehingga tidak jarang kalau pada
musim hujan petani banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman. Hama-hama
yang menyerang tanaman padi antara lain; Pengerek batang padi (scirpophaga
innotata) atau lebih dikenal masyarakat dengan “sundep”, pengerek batang padi
(Scirpophaga incertulas), wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng hijau
(Neppotetix impicticeps), ganjur (Pachydiplosis oryzae), lalat bibit
(Arterigona exigua), ulat tentara atau grayak (Spodoptera litura), dan tikus
sawah (Rattus argentiventer). Sedangkan penyakit-penyakit penting yang
menyerang tanaman padi antara lain; blas (Pyricularia oryzae, p. Gricea) dan
hawar daun bakteri atau “kresek”(Xanthomonas oryzae pv. Oryzae). Ledakan
populasi organisme pengganggu tanaman seperti serangga disebabkan oleh
peningkatan konsentrasi CO, yang berakibat pada penurunan perbandingan unsur Nitrogen
dalam tumbuhan. Padahal, Nitrogen mutlak untuk hidup serangga. Kompensasinya,
serangga akan memakan biomassa tumbuhan yang lebih banyak dan karena siklus
hidup serangga yang pendek, sehingga serangga cepat mewariskan genetika paling
sesuai dengan kondisi iklim kontemporer pada keturunannya termasuk pada racun.
II.
4. Pengelolaan dan Pengendaiannya.
Profesor Sarah Gurr dari University of Exeter (sebelumnya di Universitas
Oxford) mengatakan: “ Metode-metode baru sangat diperlukan untuk memantau
penyebaran hama tanaman serta
diperlukan untuk mengendalikan gerakan mereka dari daerah ke daerah lain, jika
kita ingin menghentikan perusakan tanpa henti yang terjadi pada tanaman di
dunia dan untuk menghadapi efek perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini “.
Bebber mengatakan " kita harus mengamankan
persediaan makanan dalam beberapa dekade ke depan. Jangan sampai persediaan
pangan kita dihabisi oleh hama dan patogen". Salah satunya yaitu
"Kita harus mengkarantina tanaman untuk mengurangi kesempatan menyebarnya
hama ke dalam sistem pertanian kita", ungkap Bebber.
Penelitian ini sendiri menggunakan observasi kepada 612 distribusi hama tanaman yang diterbitkan dan
dikumpulkan selama 50 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan hama
utara dan selatan ke arah kutub, dan ke daerah baru yang sebelumnya belum
terjajah, sesuai dengan peningkatan suhu selama periode tersebut.
Selain itu, solusi lain dampak perubahan iklim terhadap
pertanian di Indonesia antara lain adalah diadakannya studi tentang perubahan
iklim, peningkatan sarana irigasi, menciptakan bibit-bibit unggul, dan
penggunaan pupuk dan pestisida organik.
BAB.
III
TANGGAPAN PENULIS
III.
1. Tanggapan atau Komentar
Isu tentang
Pemanasan Global atau Global warming yang berakibat pada perubahan iklim global
memang marak diperdebatkan akhir-akhir ini.
Perubahan Iklim
ini pula yang berdampak pada pertanian dunia pada umumnya dan pertanian di Indonesia
pada khususnya. Dampak bagi pertanian di Indonesia telah dirasakan yaitu penurunan drastis produksi produk pertanian. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah penyebaran
hama dan penyakit.
Jika hal
tersebut tidak ditangani dengan cepat dan serius maka akan berdampak pada semua
sektor kehidupan masyarakat di Indonesia dan kekhawatiran yang paling besar
yaitu bencana kelaparan.
Pemerintah diharapkan
untuk berpikir lebih tentang bagaimana menentukan lokasi untuk menanam tanaman
yang aman dari hama sekaligus ekonomis untuk meminimalisasi kerugian.
Terlepas dari
campur tangan pemerintah yang merupakan penentu kebijakan utama bagi pertanian
di Indonesia, solusi lain diharapkan datang dari berbagai pelaku disektor
pertanian seperti Akademisi, Pemerhati Lingkungan, LSM atau organisasi –
organisasi lain, Peusahaan Swasta dan Petani itu sendiri.
III. 2. Solusi atau Pemecahan
masalah.
Beberapa solusi
/ pemecahan masalah tentang isu Pemanasan Global yang berdampak pada penyebaran
hama dan penyakit, antara lain :
- Perlu diadakan studi tentang dampak Pemanasan
Global bagi pertanian di Indonesia.
- Mengembangkan benih tanaman ungul yang tahan
terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
pemanasan global.
- Mengurangi penggunaan Pestisida Kimia
- Melakukan sosialisasi kepada petani
- Menggalakkan penghijauan disekitar lahan
pertanian
- Memberikan pelatihan secara kontinyu kepada
para petugas lapangan OPT.
- dll.
BAB. IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
Pemanasan global adalah peristiwa yang disebabkan oleh
meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan
terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan
oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi yang sering disebut dengan
istilah efek rumah kaca.
Pengendalian hama adalah setiap usaha/tindakan manusia
untuk mengurangi/membatasi perkembangan hama agar tidak meluas dan tidak
merugikan.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global mengakibatkan
penyebaran hama tanaman menuju
arah Utara dan Selatan semakin sering terjadi, penyebaran hama ini terjadi
hampir di setiap daerah dengan kecepatan hampir 3 kilometer per tahunnya
Pada saat ini sekitar 10-16% dari produksi tanaman (terutama pangan)
global terserang hama. Hama tanaman
yang menyerang yaitu jamur, bakteri, virus, serangga, nematoda, viroid dan
Oomycetes. Keragaman serta strain hama tanaman pun terus berkembang.
Studi ini menunjukkan bahwa angka-angka ini akan meningkat terus-menerus jika
suhu global terus meningkat seperti yang diperkirakan.
Salah satu serangan hama yang telah terjadi adalah
kumbang kentang di Colorado. Kumbang Colorado bergerak ke utara melewati
kawasan Eropa dan memasuki wilayah Finlandia dan Norwegia. Padahal biasanya
kumbang tidak bisa bertahan melewati musim dingin
Penurunan produktivitas pangan merupakan dampak nyata
yang harus dihadapi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat
diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan
penyakit
Solusi lain dampak perubahan iklim terhadap pertanian di
Indonesia antara lain adalah diadakannya studi tentang perubahan iklim,
peningkatan sarana irigasi, menciptakan bibit-bibit unggul, dan penggunaan pupuk
dan pestisida organik.
IV.
2. Saran
Penyusun berharap kepada
pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ” Penyebaran hama
tanaman Akibat Pemanasan Global Ancam Keamanan Pangan “ sebagai motivasi dan menjadi referensi kepada
pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian. Akhirnya
penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar