bintang jatuh

Kamis, 22 Januari 2015

Makalah Manfaat Ekstrak Mimba untuk Mengendalian Hama Penggerek Batang Tanaman Jagung



BAB. I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Tanaman jagung sudah lama dibudidayakan petani Indonesia dan merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Produksi jagung Indonesia sebagian besar berasal dari pulau Jawa (± 66%) dan sisanya barasal dari propinsi luar Jawa terutama Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Jagung dimanfaatkan untuk konsumsi, bahan baku industri pangan, industri pakan dan bahan bakar. Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring berkembangnya industri pakan dan pangan.
Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai menyerang pertanaman jagung salah satunya adalah Ulat Penggerek Batang. Serangga ini termasuk dalam enam hama utama jagung di Indonesia, selain ulat tanah, ulat grayak, lalat bibit, penggerek tongkol dan belalang kembara. Jika menyerang tanaman berumur di bawah lima minggu kerugian dapat mencapai 100% (alias puso). Hama ini berbahaya karena ia menyerang hampir semua fase dan bagian batang seperti pangkal batang, titik tumbuh, tangkai malai, serbuk sari dan tongkol.
Salah satu teknik pengendalian hama Penggerek Batang (Ostrina furnacalis Guen ) yang telah direkomendasikan yaitu dengan menggunakan pestisida nabati dari ekstrak Mimba. Penggunaan pestisida nabati ini selain ramah lingkungan juga mudah didapat oleh petani. 
I. 2. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pengendalian hama Penggerek Batang ( Ostrina furnacalis Guen ) pada tanaman jagung dengan menggunakan Pestisida Nabati dari Ekstrak Mimba.
I. 3. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Makalah ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi bagi masyarakat      secara umum.
b. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi petani dan instansi terkait tentang          teknik pengendalian Hama Penggerek Batang ( Ostrina furnacalis Guen ) pada        tanaman jagung dengan menggunakan Pestisida Nabati dari Ekstrak Mimba.















BAB. II
 PEMBAHASAN
II. 1. Morfologi Tanaman Jagung
Jagung ( Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia ( misalnya di Madura dan Nusa Tenggara ) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber Karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak ( hijauan maupun tongkolnya ), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung ( dari biji dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri ( dari tepung biji dan tepung tongkolnya ). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah ( Meksiko bagian selatan ). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini sekitar 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan ( Ekuador ) sekitar 7000 tahun yang lalu dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.
Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious), yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina dalam satu tanaman. Dalam taksonominya jagung termasuk dalam ordo Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili Panicoideae, genusZea, dan spesies Zea mays L, (Muhadjir, 1988).
II. 2. Karakteristik Hama Penggerek Batang ( Ostrina furnacalis Guen ).
a.   Biologi
Posisi taksonominya cukup rumit, sehingga dianggap sebagai anggota kelompok spesies bersama-sama Ostrinia lain, seperti O. orientalis, O. scapulalis, O. zealis dan O. zaguliaevi.
Bentuk dewasa berupa ngengat kecil dengan rentang sayap sekitar 3,5 cm dengan warna cokelat kekuningan disertai garis-garis kecokelatan. Telur diletakkan pada daun dalam kumpulan dengan sekitar 25 - 50 butir. Telur berdiameter 0.5 mm, bewarna putih tetapi menjadi hitam menjelang menetas. Telur yang terinfeksi tawon parasit berwarna cokelat. Larva instar / tahap pertama berwarna merah muda dengan bintik gelap dan kepala hitam. Larva tahap akhir berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik gelap dan dapat mencapai 2,9 cm panjangnya.
Ada gejala unik pada nisbah kelamin (sex-ratio) dalam populasi yang condong pada betina yang jauh lebih banyak, bahkan sering kali semua telur akan menghasilkan ngengat betina. Penyebabnya adalah infeksi bakteri yang menyebabkan pengalihan organ seksual. Penerapan antibiotik mampu menghasilkan semua keturunan menjadi jantan. Gejala serupa juga diketahui dialami beberapa jenis tawon dan krustasea karena infeksi bakteri Wolbachia.
Pada saat pemikatan yang mendahului perkawinan ngengat jantan memikat betina dengan menghasilkan panggilan suara ultrasonik dengan cara menggesek-gesekkan sisik sayap pada sisik dada (toraks). Akibat suara itu, ngengat betina menjadi lemah tak berdaya untuk bergerak. Si jantan lebih leluasa untuk mengawininya. Betina juga melepaskan feromon yang memikat jantan untuk mendekat.
b.   Peranan dalam pertanian
Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis) adalah salah satu hama utama pertanaman jagung yang menyerang bagian batang maupun pangkal tongkolnya. Larvanya membuat saluran-saluran di dalam batang selagi menggerogoti jaringan untuk makanannya, sehingga ia disebut juga penggerek batang jagung atau Asian corn borer. Penyebutan "asia" digunakan untuk membedakannya dari penggerek batang jagung di kawasan beriklim sedang, European corn borer ( O. nubilalis ).
c.   Penyebaran
Serangga ini termasuk dalam kelompok ngengat dan anggota suku Crambidae, yang memang dikenal menyukai anggota rumput-rumputan. Penyebarannya adalah kawasan Asia Timur sampai Australia. Laporan penyebaran mencakup Cina, Indocina, Malesia ( termasuk Filipina ), Mikronesia, sampai Kepulauan Solomon. Selain menyerang jagung, O. furnacalis juga memiliki inang lain yang memiliki batang seperti jagung, misalnya cantel / sorgum. Dari segi kerugian yang ditimbulkan pada pertanaman jagung, hama ini menempati posisi kedua setelah penyakit bulai.
II. 3. Sistematika Tanaman Mimba ( Azadirachta indica ).
a.   Klasifikasi dan Morfologi
-     Klasifikasi
Divisi           : Spermatophyta
Subdivisi    : Angiospermae
Kelas           : Dicotyledonae
Subkelas    : Dialypetaleae
Bangsa       : Rutales
Suku           : Meliaceae
Marga          : Azadirachta
Jenis           : Azadirachta indica A. Juss.
-       Morfologi
Merupakan pohon yang tinggi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar. Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai dengan jumlah helaian 8 – 16, tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah layu.
b.   Kandungan Bahan Aktif
Di dalam tanaman mengandung sekelompok bahan aktif yang disebut “produk metabolit sekunder” (secondary metabolic products), dimana fugsinya untuk berinteraksi atau berkompetisi, termasuk menjadi bahan untuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya. Mimba terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen yang sangat bermanfaat dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk)
Bahan aktif yang ada diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya. Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat  kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga. Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama engan mendekati zat tersebut. Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikroorganisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman
c.   Manfaat dan cara kerja
Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nemasida dan virusida. Selain itu, daunnya dapat digunakan sebagai obat malaria, bijinya untuk obat kudis dan sebagai pengganti makanan ternak. Cara kerja dari pestisida berbahan mimba ini adalah dapat berperan sebagai penolak, penarik anti feedant dan menghambat perkembangan serangga baik sebagai racun perut maupun racun kontak.
II. 4. Teknik / Cara Pembuatan Pestisida Nabati dari Ekstrak Mimba
a.   Ekstrak Daun Mimba
-     Bahan dan Alat : -    1-2 kg daun mimba                 -     Ember
                                    -     Alat penumbuk/ blender        -     Sabun
                                    -     Kain penutup                          -     Alat Penyaring
- Cara Pembuatan : Rajang daun mimba. Masukkan dalam ember, tambahkan 24 liter air. Tutup dengan kain biarkan selama 3 hari. Kemudian saring.
- Cara Penggunaan : Tambahkan ke dalam 1 liter larutan dengan 9 liter air.               Masukkan 100 gram sabun. Aduk hingga rata, Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang.
-     OPT Sasaran : OPT secara umum
b.   Ekstrak Biji Mimba
-     Bahan dan Alat : -    50 gr biji mimba                       -     10 cc alkohol
                                    -     Alat penumbuk/ blender        -     Sabun
                                    -     Kain penutup                          -     Alat Penyaring
-     Cara Pembuatan : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 ltr air. Endapkan selama 24 jam, Kemudian saring.
-     Cara Penggunaan : Semprotkan pada seluruh tanaman yang terserang.
-     OPT Sasaran : Wereng Cokelat, Penggerek Batang dan Nematoda.
II. 5. Aplikasi Pestida Nabati Ekstrak Mimba Pada Tanaman Jagung
Pada dasarnya, aplikasi pestisida ekstrak mimba sama untuk semua jenis tanaman hortikultura/semusim tidak terkecuali untuk tanaman jagung. Hal yang membedakan adalah kuantitas atau banyaknya ekstrak mimba yang digunakan dalam satuan liter. Banyaknya penggunaan Pesnab Ekstrak Mimba tergantung pada jenis hama yang menyerang dan luas lahan pertanaman. Misalnya, untuk hama Penggerek Batang dibutuhkan lebih banyak Pesnab Ekstrak Mimba daripada hama Wereng. Penggunaan Pesnab Ekstrak Mimba untuk luas lahan 1 Ha, dibutuhkan + 20 liter Pesnab Ekstrak Mimba.
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya sehingga dapat merugikan para petani.
Selama ini pengendalian terhadap hama dan penyakit secara garis besar dilakukan dengan 2 cara, yaitu : secara tradisional dan secara modern. Cara tradisional atau manual, seperti : ulat langsung diambil lalu dipencet hingga mati, hama tikus dengan cara gropyokan beramai – ramai, mengusir burung dengan membuat orang – orangan, dll. Sedangkan cara modern bisanya dengan menggunakan berbagai macam pestisida.
Salah satu jenis Pestisida yang ramah lingkungan adalah Pestisida Nabati dari Ekstrak Tanaman Mimba. Pemanfaatan Daun dan Biji Tanaman Mimba menjadi pestisida terbukti ampuh mengendalikan hama pada tanaman jagung selain itu juga ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pestisida kimia.
Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan insektisida, bakterisida, fungisida, akarisida, nemasida dan virusida. Selain itu, daunnya dapat digunakan sebagai obat malaria, bijinya untuk obat kudis dan sebagai pengganti makanan ternak. Cara kerja dari pestisida berbahan mimba ini adalah dapat berperan sebagai penolak, penarik anti feedant dan menghambat perkembangan serangga baik sebagai racun perut maupun racun kontak.
III. 2. Saran
Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan menggunakan makalah ” Penggunaan Pestisida Nabati ( Ekstrak Mimba ) Dalam Mengendalikan Hama Penggerek Batang ( Ostrina furnacalis Guen ) Pada Tanaman Jagung “ sebagai motivasi dan menjadi bahan referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian.  Akhirnya  penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.




















DAFTAR PUSTAKA
-       Muhadjir, F. 1998. Karakteristik Tanaman Jagung dalam Subandi, M. Syam, A. Wijiono. Jagung. Hal : 33-38. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
-       Anonymous.(2014).Ostriniafurnacalis.http://id.wikipedia.org/wiki/Ostrinia_furnacalis. Tanggal akses 20 Desember 2014
-       Kartono.(2012). Manfaat Tanaman Mimba Sebagai Insektisida Nabati dalam Surat Kabar Berkah edisi Nomor 351, Tahun keduabelas, 8-15 Agustus 2012. http://banten.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=507:manfaat-tanaman-mimba-sebagai-insektisida-nabati&catid=12:koran&Itemid=12. Tanggal akses 20 Desember 2014.
-       Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati. 2008. Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar